SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) -- Akhir pekan lalu karhutla kembali terjadi di Desa Tanjung Mengkikip, Kecamatan Tebingtinggi Barat, Kepuluan Meranti. Puluhan orang dari Tim Satgas Karhutla berjibaku memadamkan api menggunakan air asin yang disedot dari aliran anak sungai terdekat dari titik api. Parahnya pemadaman baru bisa dilaksanakan ketika air sungai tersebut sedang pasang.
Kondisi itu dibeberkan Kasi Karhutla dan Kecelakaan BPBD Kepulauan Meranti Ekaliptus kepada Riau Pos, Ahad (1/9). Meski begitu, sejak tiga hari terakhir tim satgas mampu meminimalisir keberadaan titik api yang saat ini sudah masuk proses pendinginan.
Kepala BPBD Kepulauan Meranti, M Edy Afrizal mengatakan, semula tim satgas di sana sudah tiga pekan terakhir memadamkan api di Desa Tanjung Peranap, Kecamatan Tebingtinggi Barat Kepulauan Meranti. Semula keberadaan api telah padam dampak dari curahan air hujan. Namun saat petugas sedang mengemas peralatan pemadaman untuk kemudian pulang, api kembali muncul di titik lain di desa tetangga Desa Mengkikip.
Saat ini sudah tiga hari tim melakukan pemadaman di sana, diperkirakan sudah hampir 3 hektare lahan terbakar. Untuk menghemat biaya, BPBD terpaksa mengalihkan tim yang berada di Tanjung Peranap melakukan pemadaman di Mengkikip. Selain masalah air, saat ini tim pemadaman mengalami kendala di mana selain selang, tim juga mengalami krisis anggaran dalam penanggulangan Karhutla di Kepulauan Meranti.
Edy menambahkan anggaran yang dialokasikan untuk pemadaman itu hanya Rp500 juta pertahun, dan itu diangggap masih kurang. Walaupun begitu tim masih semangat dalam menjalankan tugas.(wir)
>>Berita selengkapnga baca Riau Pos hari ini.
Editor : Rinaldi