PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- KEPALA Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir menyebutkan, penambahan pasien positif Covid-19 di Riau per hari Selasa (4/8) umumnya berasal dari hasil tracing kontak pasien positif Covid-19 sebelumnya. Penambahan pasien positif sebanyak 71 orang kemarin hanya berasal dari lima daerah di Riau.
"Penambahan pasien positif sebanyak 71 itu, kebanyakan kontak erat atau hasil tracing kontak pasien positif sebelumnya. Karena ada yang terpapar dari anaknya, adiknya, temannya yang pada intinya tertular dari orang-orang terdekat yang sering berkontak," kata Mimi.
Menurut Mimi, kenapa hingga akhirnya bisa terjadi transimisi lokal yang cukup besar, kemungkinannya dikarenakan tidak diterapkannya protokol kesehatan dengan baik.
Karena menganggap orang yang ditemui aman, akibat sudah sering berjumpa atau masih keluarga.
"Karena anggapan teman sendiri, masih keluarga, sehingga yang biasanya bertemu orang menggunakan masker, ketika itu dilepas karena menganggap aman. Nah seperti ini yang salah, dan memungkinkan terjadinya transimisi lokal," sebutnya.
Karena itu, pihaknya meminta masyarakat untuk lebih meningkatkan lagi kesadaran dalam penerapan protokol kesehatan. Salah satunya menggunakan masker, karena dengan begitu dapat melindungi diri sendiri dan orang lain.
"Soal protokol kesehatan ini, pemerintah juga sudah berusaha mengintervensi dengan menerapkan sanksi bagi yang tidak menggunakan masker, seperti yang dilakukan Pemerintah Kota Pekanbaru," ujarnya.
Untuk itu, pihaknya meminta pemerintah kabupaten/kota lainnya juga bisa menerapkan hal serupa. Karena yang memiliki wilayah yakni pemerintah kabupaten/kota masing-masing.
"Kami mendukung pemerintah kabupaten/kota yang belum membuat peraturan wali kota atau peraturan bupati terkait sanksi pelanggar protokol kesehatan, agar bisa segera direalisasikan. Hal ini untuk menjadikan efek jera kepada masyarakat agar menerapkan protokol kesehatan," katanya.
Dalam kesempatan itu, Mimi juga menjelaskan dari penambahan 71 pasien positif Covid-19 tersebut, 32 di antaranya berasal dari Kabupaten Kampar yakni masing-masing berinisial AZ (27), AR (38), A (16), BC (35), E (33), AR (38), FY (30), HH (32), H (31), IW (47), KW (27), KR (6), LS (34), MA (6), MF (34), MY (40), MY (53), NN (35), NI (44), NA (34), N (31), N (34), RY (34), SS (35), S (36), S (29), TJ (34), Z (30), Y (54), HK (5) dan YC (belum diketahui umurnya).
"Kemudian dari kota Pekanbaru 11 pasien yakni RC (27), AA (3), SM (52) MA (7), FU (38), BS (24), H (26), TP (24), CS (26), RK (23), NN (47). Sembilan warga Rokan Hilir yakni CS (27), DA (10), ER (20), RH (26), RW (21), YA (19), ET (23), FC (54) dan SP (24)," jelasnya.
Untuk dikabupaten Rokan Hulu tiga pasien yakni M (31), DL (22) dan AZ (8). Kabupaten Siak 13 pasien yakni JR (34), AJ (52), RU (34), S (38), AA (18), S (53), B (52), AF (52), JS (42), TA (6), AF (9), SK (43), SS (47). Kemudian tiga warga luar Riau yakni G (28) warga Jawa Timur, I (57) warga Sumatera Utara dan PS (42) warga Jawa Barat.
"Selain penambahan pasien positif, juga terdapat penambahan 12 pasien yang sembuh. Di antaranya tujuh dari Siak, tiga dari Pekanbaru, satu dari Kampar dan satu dari Indragiri Hilir. Untuk total pasien positif yang masih dirawat sebanyak 220, sembuh 344 dan meninggal dunia 13," paparnya.