PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Cuaca di Kota Pekanbaru, Ahad (1/10) pagi kian Pekat diselimuti kabut asap yang cukup tebal. Bahkan, jarak pandang di Kota Pekanbaru hanya berkisar 500 meter dan sangat menganggu aktivitas penerbangan dan juga pengendara kendaraan bermotor di jalanan Kota Bertuah.
Menurut Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Syarif Kasim II - Pekanbaru Ramlan SSi MSi, Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendapatkan informasi dari BPBD Provinsi Riau dan Manggala Akni Riau jika memang masih terjadi kebakaran di beberapa wilayah di Kabupaten Pelalawan yang juga diikuti dengan hujan ringan di wilayah tersebut, Sabtu (30/9) lalu, sehingga asap yang tercampur dengan sedikit air akan mengakibatkan udara semakin kabur dan berat serta lambat untuk bergerak.
Total titik panas (hotspot) wilayah Sumatera berkisar 1.031 titik yang tersebar di Provinsi Bengkulu 8 titik, Jambi 81 titik, Lampung 72 titik, Sumatera Barat 4 titik, Sumatera Selatan 824 titik, Bangka Belitung 35 titik, dan Riau 7 yaitu di Kabupaten Kampar 2 dan Kabupaten Rokan Hilir 5 titik.
Suhu Udara: 22.0 – 34.0 °C, Kelembapan Udara : 55 – 98 %, Angin : Tenggara – Selatan / 10 – 30 km/jam serta prakiraan tinggi gelombang di perairan Provinsi Riau berkisar antara 0.50 – 1.25 m (Rendah).
Tak hanya itu, BMKG juga mengeluarkan informasi terkait cuaca di Provinsi Riau sejak pagi hari yang masih kabur namun cerah berawan dengan potensi hujan intensitas ringan hingga sedang tidak merata terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Indragiri Hilir, Kabupaten Indragiri Hulu, Kabupaten Kuantan Singingi dan Kabupaten Pelalawan.
Sore hingga malam hari masih cerah berawan dengan potensi hujan intensitas ringan hingga sedang tidak merata terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Kampar, Kabupaten Siak, Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Kepulauan Meranti, Kabupaten Bengkalis, Kota Dumai dan Kota Pekanbaru.
"Kami mengimbau untuk masyarakat bila beraktivitas di luar rumah, tetap menggunakan masker," tuturnya.
Laporan: Prapti Dwi Lestari (Pekanbaru)
Editor: E Sulaiman