Khairunnas: Umat Islam Harus Saling Mengingatkan dan Memaafkan

Politik | Senin, 28 Februari 2022 - 10:30 WIB

Khairunnas: Umat Islam Harus Saling Mengingatkan dan Memaafkan
Prof Dr Khairunnas Rajab (Guru besar psikologi agama UIN Suska Riau) (INTERNET)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Terkait kondisi politik yang kian memanah, guru besar psikologi agama UIN Suska Riau Prof Dr Khairunnas Rajab mengingatkan umat jangan sampai terpecah belah oleh frame politik yang ada. Jika ada yang salah di antara umat, maka ingatkan dan maafkan sesama umat Islam.

"Kita tidak boleh berhenti berbuat yang terbaik, sampai akhir hayat di kandung badan, sekalipun hujan deras dan badai silih berganti. Karena kita tahu  bahwa perbedaan telah menjadikan rahmat mengitari semua, bahkan Indonesia jadi merdeka adalah hadiah dari perbedaan, Indonesia yang majemuk dan plural," ujarnya.


Persamaannya ada pada satu tujuan yaitu untuk khairunnas anfauhum linnas. Sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat. Islam adalah agama yang teratur dan tertib, muatan di dalamnya menyangkut segala aspek kehidupan manusia, baik sosial, politik, hukum. ekonomi, budaya, dan bahkan psikologikal dan cara berkepribadian diatur secara komplit. Dalam tata pergaulan sehari-hari Islam mengajarkan keteladanan dan kesantunan yang dipraktikkan langsung oleh Sang Baginda Nabi.

Bahkan dalam sebuah riwayat telah disebut; Barang siapa yang beriman kepada Allah, maka muliakanlah tetangga. Riwayat ini menyiratkan makna bahwa seorang muslim harus mampu menjaga kenyamanan orang sekitar, baik perkataan maupun perbuatan. Jika ada pesta yang berdendangkan suara musik, maka sebaiknya hanya diselesaikan pada waktu yang wajar dengan volume yang menyejukkan.

Dalam berkomunikasi dan bertutur Islam bahkan diatur secara lugas, misalnya, bertutur lemah lembut, tegas, menyejukkan, dan menyenangkan. Jika ada tutur kata yang mungkin tidak bisa kita pahami atau mungkin bisa salah dipahami, maka sebaiknya minta klarifikasi apa maksudnya, tidak juga segera menyalahkan. Setiap kata yang keluar dari mulut seseorang pastilah dia sendiri yang lebih paham, karenanya diharuskan bertanya sebagai konfirmatif (tabayun). Jika ada yang salah dan memang sengaja maka permintaan maaf dan memaafkan adalah ajaran Rasulullah SAW yang patut ditiru dan diteladani.

Setiap pernyataan tentu ada latar belakangnya, maka hendaknya dilihat secara menyeluruh.(jrr)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook