Alham-dulillah, kita bersyukur kepada Allah SWT yang telah meringankan hati kita dan memudahkan langkah kita bertemu dalam majelis ini. Semoga keselamatan dan kedamaian tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan sahabat yang mulia, serta penerus risalahnya hingga hari akhir nanti.
Kaum muslimin yang berbahagia...
Sesungguhnya setiap ibadah mempunyai dua potensi yang selalu beriringan satu sama lainnya. Satu sisi sebuah ibadah mungkin akan menjadi ladang pahala kita yang akan kita panen di kampung akhirat nanti. Tapi di sisi lain, jika kita tidak memenuhi syarat, adab, dan rukunnya bisa jadi sebuah ibadah justru menjadi fitnah bagi kita di hari akhir nanti. Naudzubillah min dzalik.
Kaum muslimin yang berbahagia...
Lalu bagaimana dengan ibadah puasa Ramadan kita? Apakah ada ancaman tentang puasa yang kita jalankan? Sungguh setidaknya ada dua dalil yang juga mengingatkan kita dengan gamblang tentang bahayanya orang berpuasa jika tidak memenuhi adab dan aturannya. Pertama, Rasulullah SAW telah memberikan prediksi bagaimana banyak orang yang berpuasa tanpa hasil apapun keculai hanya lapar dahaga.
Beliau bersabda dari lisannya yang mulia:
“Betapa banyak orang berpuasa tapi tidak mendapat (pahala) apa-apa dari puasanya kecuali hanya lapar dan betapa banyak orang yang salat malam (tarawih) tapi tidak mendapatkan apa-apa selain begadang saja” (HR An-Nasa’i).
Dalil di atas seharusnya menjadi warning atau peringatan dini bagi kita dalam meniti hari-hari Ramadan kita agar tidak termasuk golongan yang celaka dalam arti berpuasa tanpa pahala.
Setidaknya ada empat kesalahan orang berpuasa yang bisa menjerumuskan mereka dalam dosa dan kehinaan. Mari bersama merenungkannya. Pertama, mereka yang berpuasa tanpa keikhlasan Rasulullah SAW bersabda dalam hadis yang sudah sangat populer di telinga kita: innamal a’malu ninniyat. Yaitu : Sesungguhnya setiap amal bergantung pada niatnya.(HR Muttafaqi Alaih).
Maka berpuasa tanpa keikhlasan ibaratnya surat perjanjian tanpa stempel dan materai, menjadi tidak berlaku dan sia-sia begitu saja. Pertanyaannya? Puasa semestinya melatih orang untuk ikhlas karena ia merupakan ibadah antara seorang hamba terhadap Allah SWT.
Kedua, mereka yang berpuasa tanpa ilmu. Tidak mengetahui mana yang membatalkan dan mana yang tidak. Maka mereka menjalani puasa tanpa aturan, atau memahami tidak dengan sepenuhnya benar. Akibatnya, puasa mereka menjadi begitu rapuh dan tanpa makna. Menyangka telah melakukan hal yang benar padahal sejatinya salah. Dari Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda: “Seorang faqih (ahli ilmu agama) lebih ditakuti setan dari pada seribu ahli ibadah (tanpa ilmu) “. (HR Ibnu Majah).
Ketiga, mereka yang berpuasa hanya dari makan minum dan berhubungan badan semata dan merasa bahwa dengan itu mereka sudah memenuhi semua ketentuan dan tuntutan puasa. “Barang siapa yang tidak meninggalkan berkata dusta dan beramal kedustaan, maka Allah SWT tidak memerlukan dia meninggalkan makan dan minumnya”. (HR Bukhari). Mereka dalam masalah ini berpuasa tetapi tidak mampu menundukkan nafsu dan emosinya.
Keempat, mereka yang menjalankan ibadah puasa dengan penuh kemalasan. Ddalam arti tidak menyadari kemuliaan bulan Ramadan yang bertabur berkah. Mereka tidak menyadari dan memahami bahwa Ramadan bukan hanya bulan puasa, tetapi lebih dari itu. Ia adalah bulan musim kebaikan yang disyariatkan banyak amal kebaikan.
Kesalahan lainnya adalah ada segolongan orang yang berpuasa tetapi tidak menjalankan tarawih, tilawah, dan tadarus. Tidak pula berusaha untuk bersedekah, memberi berbuka pada orang yang berpuasa, atau tidak pula menyempatkan diri untuk i’tikaf dan amal kebaikan secara umum. Mereka hanya berpuasa dan menjadikan puasa sebagai alasan untuk bermalas-malasan di siang hari, lalu makan pestapora di malam hari.
Akhirnya, semoga kita terhindar dari peringatan Rasulullah SAW tentang mereka yang berpuasa tapi sia-sia dalam pahalan dan keutamannya. Semoga Allah SWT menjaga kita agar tidak terjerumus dalam empat golongan mereka yang berpuasa tapi celaka. Wallahu a’lam bish shawabi.***