PROF DR SRI INDARTI (REKTOR UNIVERSITAS RIAU)

Puasa Mendidik Pengendalian Diri

Petuah Ramadan | Rabu, 29 Maret 2023 - 12:02 WIB

Puasa Mendidik Pengendalian Diri
Rektor Universitas Riau, Prof Dr Sri Indarti (ISTIMEWA)

Tujuan utama dari ibadah puasa Ramadan adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, menumbuhkan rasa takwa, dan meningkatkan kesadaran spiritual. Selain itu, ibadah puasa Ramadan juga memiliki tujuan-tujuan lain seperti mengajarkan rasa empati, menumbuhkan rasa kemandirian, menjaga kesehatan, meningkatkan solidaritas sosial, dan meningkatkan kebersihan moral. Masih banyak lagi manfaat dari ibadah puasa.

Puasa juga mengajarkan rasa empati dan toleransi bagi kita dan sesama umat beragama. Ini dapat mengajari kita untuk mengurangi intoleransi atau dapat memupuk kita untuk saling toleransi. Karena dengan rasa empati mampu untuk kita memahami apa yang dirasakan orang lain. Rasa empati ini juga dapat mengurangi terjadinya perundungan. Yang mana perundungan atau tindakan bullying kerap terjadi di dunia pendidikan.


Perundungan itu sendiri adalah tindakan yang dilakukan secara sengaja untuk menyakiti korban yang tidak berdaya baik itu secara fisik, verbal, maupun psikologis. Dengan puasa, kita diajarkan memiliki rasa empati dan melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain, dan juga membayangkan diri sendiri berada di posisi orang tersebut.  Puasa juga mendidik moral. Selama berpuasa, umat Islam harus menahan diri dari perilaku yang dilarang oleh agama Islam yakni berbuat dosa. Dengan menahan diri dari perilaku yang buruk, kita dapat memperbaiki diri dan meningkatkan kebersihan moral dengan mengendalikan hawa nafsu atau syahwat sehingga hal tersebut dapat menjaga diri dari perbuatan yang maksiat dan tercela.

Moral yang bersih dapat mencegah terjadinya kekerasan seksual yang terjadi di dunia pendidikan. Karena dengan kebersihan moral, kita dapat membedakan perilaku yang positif atau yang mulia dengan perilaku yang menyimpang (buruk). Intinya, puasa itu adalah latihan pengendalian diri, menumbuhkan dan meningkatkan rasa empati, dan toleransi, menghargai keberagaman yang sangat diperlukan dalam mencegah intoleransi dalam dunia pendidikan.

Puasa sebagai sarana meningkatkan rasa syukur kepada Allah SWT. Mengendalikan sifat sombong yang ada di diri manusia, maka bisa sebagai sarana mengurangi perundungan terhadap orang lain atau sesame sebagai wujud pengakuan bahwa Allah SWT menciptakan setiap manusia dengan segala kelebihan masing-masing.

Berpuasa akan dapat mengendalikan hawa nafsu atau syahwat sehingga hal tersebut dapat menjaga diri dari perbuatan yang maksiat dan tercela. Puasa sering disebut sebagai perisai dari perbuatan maksiat. Ini merupakan sarana latihan untuk memerangi nafsu sehingga kekerasan seksual yang kerap terjadi di dunia pendidikan tidak terjadi lagi. Perilaku itu menunjukkan tidak adanya pengendalian diri yang baik oleh oknum yang seharusnya mendidik mahasiswa menjadi insan yang bertakwa.***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook