JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Wakil Ketua MPR RI, Jazilul Fawaid menyayangkan pengunduran diri 64 kepala sekolah SMP Negri di Kabupaten Indragiri Hulu. Ia meminta, pemerintah daerah dan intansi terkait segera turun tangan untuk mencari solusi agar persoalan ini tidak semakin meruncing yang berakibat pada kualitas dunia pendidikan.
Menurut Gus Jazil, sapaan akrab Jazilul Fawaid, apabila pengunduran diri kepala sekolah tersebut terkait adanya tekanan atau pun persoalan kinerja itu bisa diselesaikan dengan baik. Apalagi hanya terkait administrasi.
"Ini berbagai pihak harus turun tanganlah, apakah itu penyelewangan atau ada maladministrasi sehingga dunia pendidikan yang sekarang lagi shock karena corona ini ditambah lagi begini," kata Gus Jazil kepada Riaupos.co, Jumat (17/7/2020).
"Tetapi kalau itu sebab hukum, atau sebab kelalain adminsitrasi ya bisa ditangani, kok bisa sampai mengundurkan diri," sambungnya.
Berita sebelumnya, pengunduran diri 64 kepala sekolah SMP Negri di Inhu tersebut karena polemik pengelolaan bantuan pendidikan dari pemerintah yaitu Dana BOS. Karena itu, politisi PKB itu berharap bantuan yang dikucurkan oleh pemerintah jangan sampai membebani pihak-pihak tertentu.
Ia menekankan, jangan sampai dana atau bantuan yang diberikan oleh pemerintah ke masyarakat justru menjadi masalah. Karena pemerintah juga sudah punya tim pendampingan dalam penyaluran Dana BOS itu.
"Jadi gini aja, menurut saya proporsional apa yang menjadi persoalan di sana. Tapi jangan sampai guru jadi korban. Atau sekolah maupun aparatur sekolah yang jadi korban," jelasnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan, apabila terdapat penyimpangan dalam penyaluran dengan sengaja sehingga berindikasi korupsi, maka pihak penegak hukum juga harus bijak dalam menyelesaikan persoalan tersebut.
"Jadi penegak hukum atau yang terkait harus bijak, kalau itu kesalahan adminsitrasi kasih toleransi. Kalau itu terjadi korupsi apa maslaahnya gitu. Jadi harus bijak, tak boleh langsung tindak gitu," ujarnya mengakhiri.
Sementara itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makariem, belum ada respon terkait permasalahan tersebut. Beberapa kali dilakukan konfirmasi melalui pesan elektronik WhatsApp belum ada jawaban.
Laporan: Yusnir (Jakarta)
Editor: Hary B Koriun