KUALA KAMPAR (RIAUPOS.CO) - Malang nasib yang menimpa Ramli (44) bersama keponakannya Rahmat Santoso (10), warga Teluk Kelapa Kelurahan Teluk Dalam, Kecamatan Kuala Kampar, Pelalawan.
Niat hati mencari ikan untuk menambah penghasilan kebutuhan hidup di perairan laut Kecamatan Kuala Kampar, kedua justru hilang dan tenggelam terseret arus, Ahad (19/2) pagi, sekitar pukul 10.00 WIB.
Hingga Selasa (21/2), tim gabungan Polsek Kuala Kampar, Satpol Airud Polres Pelalawan, Pemerintah Kecamatan Kuala Kampar dan masyarakat setempat serta Basarnas Tembilahan, masih berupaya melakukan pencarian terhadap kedua nelayanyang hilang tenggelam tersebut.
Namun, tim gabungan baru berhasil menemukan jasad korban Ramli dalam kondisi tidak bernyawa yang ditemukan mengapung sekitar 100 meter dari posisi diduga korban jatuh tenggelam. Sedangkan satu korban lainnya yakni Rahmat Santoso, hingga saat ini masih terus dilakukan pencaharian oleh tim gabungan.
Informasi yang dirangkum Riau Pos dari pihak kepolisian mengatakan, kejadian nahas tersebut bermula saat mereka berencana menjala ikan di sekitar perairan laut Desa Tanjung Sum Kecamatan Kuala Kampar, Ahad (19/2).
Dengan menggunakan satu unit kapal kayu bermotor atau kerap disebut pompong serta sebuah sampan kecil, ketiga nelayan ini pun bergerak mengarungi peraiaran laut Kuala Kampar. Setibanya di lokasi yakni di perbatasan Kampung Lalang dan Dusun Parit Lima Desa Tanjung Sum, Kuala Kampar, ketiga nelayan ini pun turun ke pinggir sungai untuk memasang rawai atau tali pancing dengan umpan udang berjumlah banyak yang dikaitkan ke tali besar utama.
''Setelah semuanya terpasang, mereka pun memutuskan untuk beristirahat di dekat pantai sekitar 100 meter dari lokasi merawai,''terang Kapolres Pelalawan AKBP Suwinto SH SIK melalui Kapolsek Kuala Kampar AKP Hanova Siagian SH, Selasa (21/2).
Diungkapkan Hanova, setelah sekitar satu jam atau sekitar pukul 11.00 WIB memasang rawai, ketiga nelayan ini pun berencana untuk melihat dan membongkar hasil tangkapan ikan dirawai tersebut.
Hanya saja, saksi Adus tidak ikut karena kurang enak badan dan memilih tidur di kapal pompong. Alhasil korban Ramli dan Rahmat yang berangkat membongkar rawai menggunakan sampan kecil.
Namun setelah sekian lama ditunggu keduanya tidak pulang ke kapal pompong membuat Adus khawatir dan berusaha mencari keduanya.
''Karena tidak ditemukan, saksi pun pulang untuk memberitahukan kehilangan korban kepada pihak keluarga dan RT setempat. Saksi dan warga pun mencari korban ke lokasi, tapi tak ditemukan juga. Sehingga pihak keluarga melaporkan kehilangan dua nelayan itu ke Polsek Kuala Kampar pada Senin (20/2) lalu,''ujarnya.
Dijelaskannya, pihaknya bersama Sat Polairud Polres Pelalawan dan warga lainnya turun ke TKP untuk melakukan pencarian korban dengan berbagai cara. Menjelang malam hari nasib kedua korban belum diketahui. Upaya pencarian kedua nelayan ini kembali dilakukan pada Selasa (21/2) pagi sekitar pukul 09.00 WIB.
''Berkat kerja sama personel gabungan TNI, Polri, Badan Nasional Penangulanggan Bencana Pelalawan, Basarnas Riau, aparatur desa dan relawan dari warga setempat, maka sekitar pukul 13.30 WIB, jasad Ramli berhasil ditemukan sudah meninggal dunia sekitar 100 meter dari posisi diduga korban jatuh. Selanjutnya korban dievakuasi ke darat dan dibawa ke Puskesmas Kuala Kampar. Sedangkan korban Rahmat Santoso, hingga saat ini masih terus dilakukan pencarian oleh tim gabungan,''tutup Kapolsek Kuala Kampar.(amn)