PELALAWAN (RIAUPOS.CO) - Permasalahan stunting, menjadi salah satu penanganan skala prioritas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan. Pasalnya, daerah pemekaran dari Kabupaten Kampar ini (Pelalawan, red) sudah ditetapkan menjadi salah satu daerah lokasi khusus (lokus) intervensi stunting di Provinsi Riau.
Untuk itu, guna menekan angka kasus gizi buruk tersebut, pemerintah pun gencar melakukan sosialisasi ke pos pelayanan terpadu (posyandu). Hal ini dibuktikan dikunjunginya Posyandu Lestari, Desa Trimulya Jaya Kecamatan Ukui oleh Ketua Tim penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Pelalawan, Sella Pitaloka SAP, Selasa (10/8) sore.
Kunjungan istri Bupati Pelalawan H Zukri ini, untuk meyaksikan kegiatan posyandu prakonsepsi tersebut, khususnya dalam pencegahan stunting atau gangguan tumbuh kembang pada anak.
Sella Pitaloka SAP dan rombongan pengurus TP PKK Pelalawan, disambut Penjabat (Pj) Kepala Desa Trimulya Jaya Suyana. Turut hadir dalam kunjungan tersebut, Ketua Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (IPEMI) Hj Silvi, Kepala Puskesmas Kecamatan Ukui Rosdiana SKM, Ketua PKK Kecamatan Ukui Julita Yafyantisyah dan Kader Posyandu se-Kecamatan Ukui.
Dalam sambutannya, Ketua TP PKK Pelalawan Sella Pitaloka SAP mengatakan, Kabupaten Pelalawan menjadi salah satu daerah lokasi khusus (lokus) intervensi stunting di Riau. Di mana berdasarkan data survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) 2019, angka stunting di Indonesia masih cukup tinggi, yakni 27,67 persen.
Dengan persentase tersebut, Pemerintah Republik Indonesia menargetkan untuk menurunkan angka tersebut menjadi 14 persen pada tahun 2024. Sedangkan data prevalensi stunting di Provinsi Riau sebesar 23,7 persen.
''Pemkab Pelalawan sudah melakukan upaya untuk menurunkan angka stunting itu. Mulai dari intervensi sejak sebelum pernikahan melalui bimbingan perkawinan hingga program pendampingan gizi pada ibu dan anak melalui posyandu,'' terangnya.
Diungkapkannya bahwa, salah satu tujuan posyandu adalah mendukung pemerintah menangani stunting dan kematian ibu saat melahirkan. Untuk itu, dirinya berinisiatif mengembangkan posyandu di Negeri Seiya Sekata ini, khususnya Desa Trimulya Jaya, guna mengantisipasi sejak dini stunting khususnya pada 1.000 hari kehidupan.
Artinya permasalahan stunting ini, dapat dicegah dengan memastikan kesehatan dan kecukupan gizi anak. Dimulai dari janin hingga anak usia dua tahun. Hal ini bisa dicapai bila ibu hamil makan makanan yang bergizi seimbang, terutama makanan yang bersumber protein hewani agar janin sehat dan bayi yang lahir selamat.
''Jadi, asupan gizi bagi ibu hamil yang dimulai sejak awal kehamilan sampai anak dilahirkan, itu sangat penting. Sehingga dapat mewujudkan calon generasi penerus yang sehat jasmani dan rohani,'' ujarnya.
Untuk itu, sambung Sella Pitaloka, dirinya mengingatkan, anggota PKK sebagai garda terdepan yang memiliki peran penting, harus memiliki kepekaan dalam melihat permasalahan di masyarakat. Salah satunya masalah pada ibu dan anak yang rentan terhadap kematian dan kasus gizi. Demikian pula pendidikan bagi remaja putri agar menghindari pergaulan bebas dan pernikahan dini yang berisiko terhadap kesehatan reproduksi mereka.
''Dan melalui kunjungan ini, saya berharap kepada para kader agar berperan aktif dalam memberikan pemahaman kapada masyarakat mengenai pola hidup sehat dan makanan bergizi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Sehingga diharapkan ke depannya tidak ada lagi balita di Negeri Amanah ini yang mengalami stunting,'' tutupnya.(amn)