PELALAWAN (RIAUPOS.CO) - Tingginya intensitas curah hujan yang turun mengguyur ibu kota Kabupaten Pelalawan sejak sepekan terakhir, telah berdampak menyebabkan debit air Sungai Pangkalan Kerinci menjadi meluap. Kondisi tersebut tentunya telah menyebabkan hampir seluruh ruas badan jalan di Kecamatan Pangkalan Kerinci digenangi air.
Tidak hanya itu, sejumlah pemukiman dan fasilitas umum di Ibu Kota Negeri Seiya Sekata ini, juga ikut digenangi air dengan ketinggian bervariasi, mulai 10 hingga 60 centimeter. Meski sangat mengganggu aktivitas masyarakat setempat, namun sejauh ini banjir yang mengepung Kota Pangkalan Kerinci, belum memberikan dampak serius yang menghambat aktivitas moda transportasi kendaraan.
" Ya, hampir seluruh ruas badan jalan, pemukiman masyarakat hingga fasilitas umum, digenangi air dampak meningginya instensitas curah hujan yang menyebabkan debit air Sungai Pangkalan Kerinci meluap. Dan banjir ini memang setiap tahunnya terjadi jika musim hujan tiba," terang salah seorang warga, Andi yang ditemui di Jalan Sultan Syarif Hasyim Pangkalan Kerinci, Rabu (3/11) sore.
Dikatakan warga Jalan Akasia Pangkalan Kerinci ini, banjir tahun ini terjadi akibat tidak adanya upaya konkret Pemkab Pelalawan dalam melakukan upaya pencegahan. Salah satunya tidak jeNlasnya konsep pembangunan drainase di Ibu kota Kabupaten Pelalawan ini yang masih sangat minim. Selain itu, upaya normalisasi sungai sebagai salah satu alternatif antisipasi banjir, juga masih belum maksimal dilakukan instansi terkait dilingkungan Pemkab Pelalawan.
"Jadi, kunci utama penanggulangan banjir di Pelalawan, khususnya Kota Pangkalan Kerinci ini adalah konsep pembangunan drainase yang terintegrasi. Baik drainase primer, sekunder dan tersier. Tapi, hingga saat ini upaya tersebut belum dilakukan Pemkab Pelalawan. Lihat saja contohnya di Jalan BTN Lama yang tidak memiliki saluran pembuangan air. Sehingga saat hujan turun dengan durasi singkat saja, jalan tersebut selalu digenangi air yang cukup dalam. Inilah yang menjadi PR pemerintah, jika memang serius melakukan penanggulan banjir di ibu kota," paparnya.
Sementara itu, Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pelalawan Rudianto SIP membenarkan, hampir seluruh badan jalan, pemukiman hingga fasilitas umum di Kota Pangkalan Kerinci digenangi air dengan ketinggian bervariasi, dampak meluapnya debit Sungai Pangkalan Kerinci. Atas kondisi bencana la nina atau hidro meteorologi basah (banjir, longsor) tersebut, Pemkab Pelalawan telah menetapkan status siaga banjir dan longsor mulai 1 November hingga 31 Desember 2021.
"Ya, banjir yang menggenangi sejumlah titik di Kota Pangkalan Kerinci ini, memang murni karena meningginya intensitas curah hujan. Sehingga menyebabkan Sungai Kerinci meluap. Namun demikian, sejauh ini kondisi Sungai Kampar dan sungai-sungai besar lainnya masih dalam batas normal. Pasalnya, volume permukaan sungai masih aman dan kiriman air dari hulu juga belum signifikan. Sehingga daerah selain Pangkalan Kerinci, masih belum terkena banjir," bebernya seraya menyebutkan pihaknya telah menyiagakan sarana dan prasarana untuk penanggulangan banjir.(ade)
Laporan Muhammad Amin Amran, Pangkalan Kerinci