SINGAPURA (RIAUPOS.CO) – Momen tahun politik diyakini tak akan membawa sentimen buruk bagi iklim investasi tanah air. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia memastikan Indonesia membuka diri kepada berbagai negara untuk menanamkan modalnya.
’’Saya tahu bahwa Indonesia menghadapi tahun politik, tapi kami yakin politik tidak akan ganggu investasi di Indonesia,’’ ujarnya pada forum investasi bertajuk Tren Investasi Indonesia 2024 dan Peluang Ekonomi Hijau di Singapura akhir pekan lalu (8/12). Ratusan investor turut menghadiri forum tersebut.
Bahlil menyatakan, iklim investasi di RI terus berkembang. Indonesia pun siap berkolaborasi dengan investor Singapura. Hal itu sekaligus menegaskan komitmen Indonesia dalam memberikan fasilitas dan kemudahan bagi investor berbagai negara.
’’Bagaimana caranya? Pemerintah mempermudah izin usaha melalui aplikasi OSS Indonesia. Semuanya gratis, kalau bayar itu pengusaha pakai konsultan. Bukankah kita harus lebih percaya kepada pemerintah?’’ kata Bahlil.
Singapura merupakan negara asal penanaman modal asing (PMA) terbesar selama tiga tahun terakhir dengan investasi signifikan sebesar 12,1 miliar dolar AS sejak Januari hingga September 2023.
Industri yang mendominasi adalah sektor industri logam dasar (11,3 miliar dolar AS), transportasi pergudangan, dan telekomunikasi (7,9 miliar dolar AS) serta real estat, kawasan industri, perumahan (7,8 miliar dolar AS). Lokasi tujuan investor Negeri Singa meliputi DKI Jakarta (12,4 miliar dolar AS), Sulawesi Tengah (6,5 miliar dolar AS); dan Jawa Barat (6 miliar dolar AS).
Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura Suryo Pratomo mengungkapkan, RI mempunyai sumber daya alam yang melimpah dan dapat menjadi potensi yang besar. Namun, Indonesia memiliki urgensi dalam memperhatikan industri yang berfokus pada pelestarian lingkungan dan memastikan kesejahteraan untuk generasi di masa depan.
’’Pemerintah berkomitmen mengurangi emisi gas rumah kaca, mempromosikan sumber energi terbarukan, dan melestarikan sumber daya alam yang telah diakui tingkat internasional. Kami telah memulai langkah ambisius untuk menjadi salah satu pemimpin global dalam ekonomi ramah lingkungan,’’ jelas Suryo.(dee/c14/dio/jpg)