PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Ada yang berbeda dari pelaksanaan operasi zebra oleh Satlantas Polresta Pekanbaru depan gedung Bank Indonesia (BI), Jalan Jenderal Sudirman Pekanbaru, Senin (28/10). Para pelanggar aturan lalu lintas selain ditilang juga mendapatkan ceramah agama dari ustaz dan pendeta.
Para pengendara yang ditilang dikumpulkan di bawah tenda yang terpasang di lokasi razia. Mereka disuguhi video tentang kecelakaan lalu lintas akibat melanggar aturan berkendara. Setelah itu, mereka mendapatkan ceramah agama dari ustaz agar tidak mengulangi lagi kesalahan mereka.
Ustaz Syamsurizal yang biasa mengisi pengajian di Polda Riau, Polresta Pekanbaru, serta di Masjid Ar-Rahman mengatakan dirinya memberikan materi siraman rohani agar masyarakat semakin sadar dan mau mengikuti aturan.
“Islam itu mengajarkan hidup teratur serta mengajarkan keselamatan. Semakin ikut aturan, insya Allah makin selamat,’’ katanya.
Sementara itu, Kasat Lantas Polresta Pekanbaru AKP Emil Eka Putra mengatakan ide menghadirkan ustaz dan pendeta serta video kecelakaan hadir setelah pihaknya melakukan beberapa kali evaluasi. Di mana, penegakan hukum sudah sering dilakukan, namun pelanggaran tetap ditemukan dan makin meningkat.
‘’Jadi kami cari metode lain, dapatlah ide ini,’’ ujarnya.
Dijelaskannya, kepada pelanggar diperlihatkan video tentang kecelakaan yang fatal agar pelanggar sadar dan menyadari pentingnya keselamatan dalam berlalu lintas.
‘’Lalu kami siapkan ustaz dan pendeta untuk memberikan siraman rohani. Dengan harapan mereka akan tersentuh oleh ceramah ustaz dan pendeta,’’ sebutnya.
Stefanus, seorang pengendara terjaring razia karena kondisi motornya yang tidak ada spion. Selain itu ia juga tidak memakai helm. Saat petugas memeriksa bagasi motornya, terdapat senjata bela diri berupa double-stick.
“Saya mau ke rumah saudara dan buru-buru juga, makanya tidak menggunakan helm. Kalau spion pecah kemarin kacanya. Senjata double stick ini untuk bela diri, hobi saja. Kala kerja, saya kerja di ladang di Talukkuantan,’’ katanya kepada Riau Pos.
Setelah mendapatkan siraman rohani dan melihat video kecelakaan lalu lintas, Stefanus mengaku menjadi lebih sadar tentang pentingnya keselamatan dan mengikuti aturan.
“Iya, sebenarnya ini demi kebaikan saya sendiri juga yah karena bahaya jika kalau terjadi kecelakaan makin fatal akibatnya. Ya dengan ini semakin sadarlah akan akibatnya. Seram juga lihat video kecelakaan itu, membuat saya tertegun karena umur juga tidak ada yang tahu. Jadi harus safety first saja ke mana-mana,” katanya .
Razia kemarin juga melibatkan Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru. Banyak pengendara terlihat panik dan pasrah ketika kendaraan mereka diberhentikan pihak berwajib. Seorang wanita pekerja bernama Dewi terlihat menangis saat ditilang polisi. Sambil tersedu-sedu, ia mengatakan tidak tahu mau bayar uang tilang dari mana.
“Tak tahu bayarnya pake apa, dendanya 126 ribu”, ujarnya.
Seorang pelajar berseragam SMP juga terlihat menangis saat ditilang. Ia menelepon ayahnya. Seorang polwan mencoba menenangkan pelajar yang menagis tersebut.(*5/*8)