Honor Guru Non-ASN Masih di Bawah UMK

Pekanbaru | Selasa, 28 November 2023 - 09:23 WIB

Honor Guru Non-ASN Masih di Bawah UMK
Wakil Ketua DPRD Kota Pekanbaru Ginda Burnama ST MT (ISTIMEWA)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Wakil Ketua DPRD Kota Pekanbaru Ginda Burnama ST MT mengaku prihatin dengan kondisi masih ada guru non-ASN (aparatur sipil negara) yang digaji di bawah upah minimum kota (UMK). Hal ini, menurutnya bertolak belakang dengan semangat yang ditanamkan kepada profesi guru sebagai pencetak generasi emas bangsa.

Untuk itu, Ginda minta kepada pemerintah, khususnya Pemko Pekanbaru memberikan perhatian lebih kepada guru-guru non-ASN ini. Disampaikan Ginda,  persoalan kesejahteraan ini menjadi kunci persoalan para guru-guru.


”Hal utama yang saya sampaikan di sempena peringatan Hari Guru 2023 ini, ialah apresiasi yang setinggi-tingginya kepada para guru-guru se-Provinsi Riau yang sudah mengabdikan diri sebagai seorang guru dalam mendidikan generasi bangsa,” kata Ginda kepada wartawan, Senin (27/11).

Disampaikan Ginda,  dari aspirasi para guru yang sampai kepadanya, masalah kesejahteraan guru non-ASN lebih diperhatikan lagi, Baik yang mengajar di sekolah negeri maupun swasta. Diungkapkannya, UMK 2023 Pekanbaru saat ini sekitar Rp3,3 juta. Namun, masih banyak guru non-ASN yang digaji Rp300 ribu sampai Rp500 ribu per bulan.”Dengan kondisi keperluan hidup saat ini, tentu ini jauh dari kata wajar. Maka kami dari DPRD Kota Pekanbaru mendorong untuk menjadi perhatian pemko meninjau ulang untuk kesejahteraan guru non-ASN ini,” sarannya.

Dibocorkan Ginda, meski kondisi keuangan Pemko belum stabil, dirinya terus berupaya untuk mendorong kenaikan kesejahteraan para guru agar ada solusi terbaiknya.

”Kami tahu, pendidikan itu harus menjadi perhatian nomor satu dari yang lain,dan penentu arah masa depan bangsa, tapi ketika guru nya kurang perhatian, maka tidak akan terwujud semua cita-cita itu,” paparnya.

Ditegaskan politisi Gerindra ini juga, bahwa masalah kesejahteraan guru ini memang menjadi isu nasional, dan dampaknya juga ada di Kota Pekanbaru.

”Ya kita melihat sekarang pemerintah harus segera meminimalisir permasalahn tersebut, dengan melakukan rekuitmen melalui jalur PPPK, namun ini belum cukup, harus ada program lain yang membuat profesi guru menjadi idola,” jelas Ginda.

Tidak hanya itu, di momen Hari Guru ini juga, Ginda minta agar para orang tua atau anak didik tidak lagi mengkriminalisasi guru. Selagi niatnya untuk mendidik, membina dan tujuannya baik untuk mental anak harus didukung oleh orang tua di rumah.

”Saya minta kepada semua kalangan, stop kriminalisasi guru. Kita harus bisa memilah, tindakan yang mendidik anak kita, dan mana juga tindakan kekerasan. Percayakan saja pada guru, dan yakinkan ketika sudah sampai di sekolah itu sudah menjadi tanggung jawab guru,” sebut Ginda.(gus)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook