PKL "Kuasai" Jalur Lambat Jalan Soebrantas

Pekanbaru | Kamis, 28 Juni 2018 - 11:35 WIB

PKL "Kuasai" Jalur Lambat Jalan Soebrantas
PKL: Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) berjualan di pedestrian pada jalur lambat Jalan HR Soebrantas, Pekanbaru, Selasa malam (26/6/2018). MHD AKHWAN/RIAUPOS

(RIAUPOS.CO) - DUA pekan pascahari raya Idulfitri 1439 Hijriah, jalur lambat di Jalan HR Soebrantas Kecamatan Tampan, masih disesaki pedagang kaki lima (PKL). Padahal, PKL ini sempat berjanji akan meninggalkan bekas pasar jongkok tersebut usai hari raya.

Pasalnya, selama Ramadan pemerintah Kota Pekanbaru memberikan kelonggaran terhadap PKL untuk berjualan di lokasi dilarang  seperti trotoar, jalur lambat dan sebagainya. Hal ini  diberikan mengingat saling toleransi di bulan suci Ramadan. Akan tetapi itu tidak lepas dari perjanjian kedua belah pihak. PKL lakukan jual beli hanya selama Ramadan.

Baca Juga :Sekko Beri Izin Berjualan di Sepanjang Jalan Cut Nyak Dhien

Namun hingga kemarin, ternyata janji tersebut belum ditepati. Hal tersebut dapat terlihat dengan masih menjamurnya PKL yang menjajakan berbagai barang dagangan di lokasi tersebut, terutama pada sore hingga  malam hari.

Padahal area tersebut merupakan area terlarang untuk PKL oleh Pemerintah Kota Pekanbaru. Tak hanya itu, para PKL tersebut kerap menimbulkan kemacetan dan menggangu para pejalan kaki. Bahkan razia PKL yang dilakukan Satpol PP pun tak berjalan efektif.

Mereka berjualan di bahu jalan ini bertahun-tahun. Mereka juga enggan pindah dikarenakan tidak diberikan tempat yang memadai. Bahkan mereka pernah berjualan disediakan oleh pemerintah dan memutuskun untuk pindah dan kembali ke tempat semula,yaitu di kawasan jalur lambat di depan gerbang Jalan Purwodadi.

Kehadiran para PKL ini menyebabkan terjadi kemacetan yang cukup parah. Bahkan saat Ramadna lalu macet hingga sepanjang dua kilometer. Kondisi ini membuat para pengguna jalan mengeluh. Hasil pantuan di lapangan, terlihat ruas  Jalan Soebrantas semakin sempit karena adanya PKL yang berjualan di atas trotoar serta kendaraan roda dua maupun roda empat yang terpakir di pinggir jalan.

Yani (35) salah seorah pedagang yang menjajakan baju muslim di jalur lambat ini sangat menguntungkan menjelang hari raya. “Bagaimana ya, berjualan disini cukup menguntungkan selain tempatnya strategis,” ujarnya.

Begitupun dengan Rahman (40) yang menjajakan berbagai jenis sandal. Ia memanfaatkan momen pascahari raya kembali berjualan di sini. “Kami berjualan di sini sekali setahun dan memanfaatkan momen pascahari raya juga,” ucap Rahman.

Menanggapi banyaknya PKL di jalur lambat, Kepala Satpol PP Pekanbaru Agus Pramono menyebutkan PKL jelang hari raya ini merupakan musiman. Jika mereka tidak pindah dari jalur lambat tersebut pihaknya kembali melakukan persuasif kepada para mereka.

“PKL ini seperti kucing-kucingan kepada kami. Saat kami melakukan patroli mereka tidak ada. Dengan adanya laporan tentunya akan tindak dengan cara persuasif terlebih dahulu. Sebab jika kita angkut tentunya sebut kami arogan,” sebut Agus.

Pihaknya sudah memberikan peringatan mengenai hal ini secara berkala. Selain itu, Satpol PP juga berkoordinasi dengan dinas perdagangan dan pihak camat maupun kelurahan.

“Saya hanya bisa mengimbau kepada masyarakat agar kita saling menjaga, PKL jangan berjualan di tempat kendaraan akan parkir, apalagi di jalur hijau. Supaya ketertiban lalu lintas tetap terjaga dan tidak menambah kemacetan,” ujarnya.

Pihaknya sudah banyak juga memberikan peringatan, dan dikoordinasikan bersama dinas perdagangan, camat dan kelurahan agar diatur titik-titik PKL untuk berjualan ini di wilayahnya masing-masing nantinya.

Agus menerangkan, beberapa keluhan mengenai PKL yang mengganggu kelancaran lalu lintas memang telah diterimanya. Untuk itu, ia berharap selama tahap peringatan, PKL diharapkan mau bekerja sama dan tidak membandel. “Kita sudah terima juga beberapa keluhan, nanti kamiakan koordinasikan untuk merazia yang sudah dikeluhkan sangat mengganggu ini. Pelan-pelan kita tindaklanjuti semua keluhan yang disampaikan,” tegasnya.(gem)

Laporan DEBSY MEDYA SEPTIANI, Kota









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook