PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Harga sejumlah barang keperluan harian di pasar tradisional Kota Pekanbaru mengalami kenaikan di awal Ramadan. Untuk itu, kalangan DPRD Kota Pekanbaru meminta Pemko Pekanbaru tetap melakukan pemantauan dan juga menggelar pasar murah untuk membantu masyarakat.
''Dari 15 kecamatan harus dibagi rata titik-titik pelaksanaannya (pasar murah, red) supaya masyarakat merasa terperhatikan oleh pemerintah. Kami dorong pemko gelar pasar murah dalam menghadapi ketidakjelasan harga di pasar,'' kata Ketua Komisi II DPRD Kota Pekanbaru Dapot Sinaga kepada wartawan, Senin (27/3).
Cuaca yang tidak menentu saat ini pun diklaim salah satu penyebab harga-harga tidak stabil. Di saat seperti ini, Dapot katakan kehadiran pemerintah sangat diharapkan. ''Belum lama ini kan sudah ada dilaksanakan pasar murah di empat titik. Kami harapkan pasar murah tersebut digelar lagi dan lokasinya diperbanyak lagi demi membantu masyarakat di saat harga kepeluanan pokok melonjak,'' ungkap Dapot lagi.
Dikatakan politisi PDI Perjuangan ini, pasar murah ini dilaksanakan adalah dalam rangka membantu masyarakat, dan diminta tempat pelaksanaannya harus lebih banyak lagi. Apalagi pasar murah ini memang sangat diperlukan masyarakat, dengan harapan bisa membeli keperluan barang pokok dengan harga terjangkau, dan murah dari harga pasaran.
''Kalau bisa laksanakan itu setiap pekan, apalagi selama bulan Ramadan ini keperluan masyarakat meningkat,'' paparnya.
Dapot juga minta agar kehadiran Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Pekanbaru, benar-benar dirasakan masyarakat. ''Jangan hanya menggelar pasar murah secara seremonial, atau hanya untuk laporan ke pimpinan saja. Namun harus ada kebijakan yang pro masyarakat,'' tegasnya.
Ia juga minta pemko melakukan intervensi harga di pasaran. Sehingga antara pasar tradisional satu dengan yang lain, jangan terlalu jauh perbedaan harga. ''TPID harus benar-benar bekerja sehingga tidak hanya nama saja, namun action-nya jelas dan dirasakan masyarakat,'' katanya.(yls)
Laporan AGUSTIAR, Kota