PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Pekanbaru mendirikan posko pelayanan pembayaran PPB-P2 untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat. Posko layanan digelar agar warga dapat membayar pajak PBB di luar hari kerja.
''Untuk membantu masyarakat lebih nyaman melakukan transaksi pembayaran tanpa mengganggu jam kerja,'' ujar Kepala Bapenda Kota Pekanbaru Alek Kurniawan, Senin (26/12).
Dari data yang dihimpun Riau Pos, ada lima lokasi layanan PBB ini. Yakni UPT I yang digelar di Pasar Limapuluh, Jalan Sultan Syarif Kasim, Kelurahan Pesisir, pada Rabu (28/12). Kemudian, UPT II di Pasar Rumbai pada Selasa (27/12).
Selanjutnya, UPT III digelar di Lapangan Perumahan Utama Permai, Jalan Tengku Bey, pada Jumat (30/12). UPT IV digelar di Central Plaza, Jalan Ahmad Yani, Kamis (29/12), serta UPT V digelar di Mall SKA pada Senin (26/12).
Sebelumnya diberitakan, realisasi pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pajak daerah terus digesa Bapenda Kota Pekanbaru. Hingga pekan lalu, ada Rp45 miliar lagi pajak daerah yang dikejar.
Hingga pertengahan Desember 2022, Bapenda Pekanbaru meraup Rp697 miliar dari total target Rp742 miliar. Ada sisa Rp45 miliar lagi. Menurut Alek, target itu masih bisa dikejar meski tinggal menghitung hari jelang tahun 2022 berakhir.
Ia menjelaskan, ada beberapa sektor pajak yang sudah melebihi target dan ada juga yang masih rendah. Bahkan ada pajak yang masih di angka 1 persen realisasinya. Alek menyebutkan, masing-masing sektor pajak yang sudah melebihi target itu diantaranya, pajak hotel, pajak restoran dan pajak penerangan jalan (PPJ).
''Pajak hotel 100 persen lebih, pajak restoran 100 persen lebih, pajak PPJ 100 persen lebih,'' terangnya.
Kemudian lanjut Alek, untuk pajak hiburan sudah mencapai 95,54 persen, pajak reklame 86 persen, pajak parkir, 94 persen. Namun kata Alek, ada beberapa sektor pajak yang realisasinya masih rendah.
''Pajak air tanah masih rendah 79 persen, paling rendah pajak mineral bukan logam dan bebatuan baru 1 persen. Ini target kita cuma Rp500 juta, cuma potensinya belum nampak. Seperti galian C gitu, mana ada di sini,'' jelasnya.
Selain itu, ada juga pajak sarang burung walet yang masih rendah. Di mana pajak sarang burung walet ini juga ditargetkan Rp500 juta. Namun begitu, pihaknya mengaku akan menggali lagi potensi itu.
Sementara untuk pajak bumi dan bangunan (PBB), Alek menilai masih rendah, karena berada di angka 80 persen. Menurutnya, yang tinggi saat ini adalah BPHTB yang sudah mencapai 98 persen.
Ia yakin bisa mencapai target sebesar Rp742 miliar lebih jelang akhir tahun ini. Dengan waktu yang tak lama lagi jelang akhir tahun 2022, pihaknya yakin bisa mencapai target yang tersisa.
''In sya Allah menjelang akhir tahun ini dapat tercapai, pajak parkir, terus air tanah, ini bisa tercapai. Dalam realisasi kita sampai kemarin Rp697 miliar, jadi tinggal Rp45 miliar lagi dari target,'' tutupnya.(yls)
Laporan M ALI NURMAN, Kota