PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Pemerintah Kota Pekanbaru melalui Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Kota Pekanbaru mengimbau dan mengingatkan para peternak untuk mewaspadai bahaya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) serta penyakit Ngorok atau Lumpy Skin Disease (LSD) yang sudah mewabah di luar daerah.
Menurut Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Kota Pekanbaru Herlandria mengatakan penularan Brucellosis di Kota Pekanbaru sudah aman terkendali.
Di mana untuk penyebaran virus tersebut sudah dihentikan, pasca dua ekor sapi yang terpapar asal Medan, Sumatera Utara dipotong dan dibakar untuk membunuh virusnya. ''Kemarin memang ada dua ekor sapi yang terpapar Brucellosis. Tetapi sudah selesai, dan tidak ada lagi penyebarannya,'' ujarnya, Ahad(25/12).
Selain itu, Distankan Pekanbaru juga sudah melakukan uji surveilans kepada ratusan sapi yang datang bersamaan dengan dua ekor yang terpapar Brucellosis. Di mana dari hasil uji yang dilakukan menunjukkan sapi-sapi itu negatif terpapar virus.
''Kita sudah uji sebanyak dua kali dan hasilnya negatif. Mereka tidak tertular Brucellosis,'' jelasnya.
Sementara itu, ia mengimbau agar para peternak tetap menjaga kesehatan ternaknya. Hingga saat ini, Kota Pekanbaru masih mewaspadai penularan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) serta penyakit Ngorok (LSD) yang sudah mewabah di luar daerah.
Di mana, penyakit mulut dan kuku (PMK) merupakan penyakit infeksi virus yang bersifat akut dan sangat menular. Penyakit ini menyerang semua hewan berkuku belah atau genap, seperti sapi, kerbau, babi, kambing, domba termasuk juga hewan liar seperti gajah, rusa dan sebagainya.
PMK juga disebabkan oleh virus bernama Aphthovirus yang sangat menular. Virus tersebut bisa menyebar melalui cairan dari lepuh dan oleh air liur hewan yang terinfeksi. Hewan bisa terinfeksi bila melakukan kontak dengan hewan yang terinfeksi, bagian hewan yang terkontaminasi atau benda yang terkontaminasi seperti peralatan peternakan.
Sementara untuk Lumpy Skin Disease (LSD) adalah penyakit pada hewan yang disebabkan oleh virus pox. Penyakit LSD menyerang hewan sapi, kerbau dan beberapa jenis hewan ruminansia liar.Meskipun tidak bersifat zoonosis atau tidak menular kepada manusia, namun LSD menimbulkan kerugian yang besar. Kerugian yang ditimbulkan berupa kehilangan berat badan, karena hewan tidak bernafsu makan, kehilangan produksi susu, mandul pada sapi jantan dan betina, keguguran dan kerusakan pada kulit.
''Alhamdullih sampai saat ini kita masih aman dari penyakit PMK, LSD dan juga penularan Brucellosis. Tetapi kita tidak boleh lengah dan harus tetap waspada masyarakat juga harus segera melapor kepada Distankan jika ada gejala hewan sakit dan untuk mendapatkan vaksinasi PMK,'' tegasnya.(ayi)