PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Normalisasi sungai akan mulai dilakukan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Pekanbaru tahun ini untuk penanggulangan banjir. Yang sudah dimulai adalah normalisasi Sungai Sail.
Salah satu penyebab banjir di Kota Pekanbaru adalah pendangkalan sungai. Sungai yang mendangkal menyebabkan permukiman warga di sekitar sungai terendam air jika hujan turun dengan intensitas tinggi.
Dinas PUPR Kota Pekanbaru berencana tahun ini melakukan normalisasi di empat aliran sungai. Di antaranya, Sungai Sail, Sungai Sibam, Sungai Batak, dan Sungai Air Hitam.
Kepala Dinas PUPR Pekanbaru Indra Pomi Nasution akhir pekan lalu mengatakan, normalisasi Sungai Sail telah dilakukan. Kini, normalisasi dilakukan mulai dari jembatan Jalan Parit Indah ujung (pertemuan dengan persimpangan Jalan Pesantren) hingga ke jembatan Sungai Sail Jalan Imam Munandar.
"Alat berat sudah bekerja sejak awal tahun. Sekarang, normalisasi Sungai Sail masih berlanjut," kata dia.
Menurutnya, Dinas PUPR memilah-milah lokasi normalisasi di Sungai Sail. Pasalnya, normalisasi ini merupakan kewenangan penuh dari Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) III Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR).
"Normalisasi Sungai Sail merupakan kewenangan BWSS III Kemen PUPR. Hanya saja, kebutuhan masyarakat sangat mendesak. Sehingga, kami juga membantu BWSS untuk normalisasi Sungai Sail," terangnya.
Ia menilai, normalisasi Sungai Sail ini memerlukan waktu yang cukup lama. Maka, Dinas PUPR hanya memilah lokasi yang perlu penanganan ekstra.
Dinas PUPR juga sedang menyusun nota kesepahaman untuk penanganan banjir di Sungai Sail. Pihaknya berkoordinasi dengan Bagian Kerja Sama Sekretariat Daerah Kota (Setdako) Pekanbaru. "Supaya diagendakan pihak-pihak yang akan menandatangani nota kesepahaman itu, baik dari Pemprov Riau maupun Kementerian PUPR," ulasnya.
Indra memaparkan, berdasarkan masterplan penanganan banjir, totalnya ada 371 titik banjir di Kota Pekanbaru. Program penanganan banjir di Kota Pekanbaru pun terus berlanjut hingga tahun 2022 ini.
Menurutnya, proses penanganan banjir berpedoman pada masterplan penanganan banjir. Banjir juga melanda sejumlah permukiman yang berada di sepanjang bantaran sungai.
Sejumlah sungai telah mengalami pendangkalan. Ada pulau pulau kecil yang berada di tengah sungai. Sehingga sungai tidak mampu menampung debit air dalam jumlah banyak.
Dinas PUPR telah menganggarkan Rp20 miliar untuk memperbaiki titik-titik banjir pada tahun ini. Penanganan titik banjir itu dilakukan sesuai masterplan.(lim)
Laporkan M ALI NURMAN, Pekanbaru