HARGA BERAS MASIH MAHAL

Pemko Pekanbaru Harus Segera Gelar Operasi Pasar

Pekanbaru | Rabu, 20 September 2023 - 09:20 WIB

Pemko Pekanbaru Harus Segera Gelar Operasi Pasar
Pedagang menyusun kemasan beras 10 kilogram yang tersedia di toko beras Jalan Dahlia Pekanbaru, Selasa (19/9/2023). (EVAN GUNANZAR/RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Hingga pertengahan September 2023, harga beras di pasar-pasar tradisional Kota Pekanbaru masih mahal. Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru diminta segera menggelar pasar murah untuk membantu meringankan beban masyarakat.

Pantauan di lapangan, harga beras Anak Daro Solok seharga Rp170.000/10 kilogram, beras Anak Daro Tiga Raja Rp165.000/10 kilogram, beras Anak Daro Ari Ara Rp164.000/10 kilogram, beras Sokan Rp170.000/10 kilogram, beras Kuriak Kusuik Rp170.000/10 kilogram, beras Pandan Wangi Rp175.000/10 kilogram, beras Belida Rp148.000/10 kilogram, beras Topi Koki Rp148.000/10 kilogram, dan beras Anak Daro Jasa Bunda Rp160.000/10 kilogram.


Salah seorang pedagang beras bernama Rika, mengaku saat ini harga beras masih tinggi kisaran dari Rp17.000/kg untuk beras merek Anak Daro, Topi Koki berkisar Rp15.500/kg, Beras Belida Rp16.00/kg, dan beras Bulog merek Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dijual seharga Rp11.600/kg.

Meskipun begitu, peminat masyarakat terhadap beras Bulog di Kota Pekanbaru saat ini mulai mengalami peningkatan. Selain karena harganya yang cukup murah, rasa berasnya juga cukup pulen.

Hal ini sangat jauh berbeda ketika harga beras masih dibawah Rp15.000/kg untuk beras Anak Daro. Di mana masyarakat masih membeli beras tersebut karena rasanya yang jauh lebih enak dibandingkan dengan beras medium Bulog.

”Dulu waktu harga beras masih normal banyak yang beli beras Anak Daro, sekarang mungkin karena harganya yang mahal jadi banyak yang beralih ke beras Bulog karena harganya yang cukup terjangkau,”ucapnya.

Sementara itu, untuk pasokan beras sendiri didapatkannya berkisar 200 hingga 300 karung beras selama sepekan setelah bekerjasama dengan Rumah Pangan Kita (RPK) di pasar tradisional.

”Sekarang sudah banyak yang beralih karena harganya memang jauh dibandingkan beras Anak Daro. Cuma untuk masakannya beras ini harus dilakukan pencucian lebih dari dua kali agar kotoran yang ada di dalam beras bisa keluar dan rasa berasnya juga enak dimakan,” katanya.

Sementara itu, Sri Wahyuni (43) pembeli mengaku sangat keberatan dengan kenaikan harga beras saat ini. Dirinya sudah mengeluh kenaikan harga sejumlah bahan pokok lainnya di Kota Pekanbaru yang terjadi selama beberapa tahun terakhir, kini ditambah lagi dengan harga beras naik tambah memberatkan.

”Kami di rumah itu suka mengkonsumsi beras Anak Daro atau Topi Koki, tapi sekarang beras malah mahal, ya mau tidak mau pindah ke beras Bulog yang harganya jauh lebih murah cuma Rp11.500/kg,” ungkapnya.

Ia berharap harga kebutuhan pokok baik beras maupun kebutuhan lainnya dapat kembali terjangkau sehingga bisa dinikmati oleh masyarakat di semua kalangan.

Menyikapi kenaikan harga beras ini, Wakil Ketua DPRD Kota Pekanbaru Ir Nofrizal MM mengatakan, langkah yang dinilai tepat dilakukan pemko saat ini untuk membantu masyarakat di tengah melonjaknya harga beras adalah dengan operasi pasar. ”Salah satunya melakukan operasi pasar dengan harga yang murah,” saran Nofrizal yang disampaikannya kepada wartawan, Selasa (19/9).

Ia berharap, pemko harus mampu mengatasi masalah pasokan beras. ”Jangan sampai pula nanti jika tak terkontrol, harga beras terus melambung naik. Parahnya lagi, sudah mahal langka pula. Jangan sampai ini terjadi. Kami yakin pemerintah bisa mengatasi ini,” tuturnya.

Menurut politisi PAN ini, harga beras yang merangkak naik ini bukan karena faktor alam yang biasanya seperti gagal panen atau bencana alam. ”Ini semua dikarenakan pasokan untuk suplai beras terbatasi melalui penyalur besar beras. Ini bukan saja terjadi di Pekanbaru saja tetapi merata di semua tempat,” ungkapnya lagi.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi II DPRD Riau Zulfi Mursal yang membidangi perdagangan mengatakan,  persoalan kenaikan harga beras memang tidak hanya terjadi di Riau. Namun sudah berskala nasional. Dari informasi yang ia dapat ada beberapa penyebab kenaikan harga beras.

“Soal cuaca kan sekarang sedang kemarau di beberapa wilayah, termasuk efek elnino juga sehingga produksi petani beras menurun. Ketika hasil produksi menurun, maka jumlah beras yang beredar di pasaran terbatas sehingga harga menjadi naik,” ungkap Zulfi.

Sejauh ini, pihaknya sudah berkomunikasi dengan Pemprov Riau terkait kenaikan harga beras tersebut. Dari pemprov mengatakan bahwa stok beras di Bumi Lancang Kuning masih aman hingga 10 bulan ke depan. Selain itu dia juga menyebutkan, pemerintah pusat dan daerah juga sudah melakukan berbagai upaya. Salah satunya menambah stok beras baik dari hasil produksi lokal maupun impor dari luar negeri. “Kita menunggu kebijakan pusat bagaimana harga beras ini bisa segera turun. Kami juga minta Pemprov Riau bersama instansi terkait juga melakukan pengawasan melekat di pasaran. Bagaimana supaya tidak ada yang coba melakukan penimbunan di tengah situasi saat ini. Kalau kedapatan agar ditindak tegas,” pintanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru Zulhelmi Arifin mengakui saat ini ada kenaikan harga beras akibat gagal panen yang terjadi. Namun pihaknya telah berkoordinasi dengan Bulog terkait permasalahan ini .

Disperindah meminta masyarakat beralih ke beras yang disediakan pemerintah dengan harga jauh lebih murah dibandingkan beras premium yaitu SPHP yang dijual Rp11.500 per kg.

Selain itu pihaknya juga akan melakukan pemantauan harga beras di sejumlah distributor dan penjual beras di pasar tradisional agar tidak ada penimbunan beras yang dilakukan sehingga membuat lonjakan harga semakin tinggi.(ayi/gus/nda)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook