PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Hingga saat ini sebanyak 60 pangkalan yang melakukan aksi ke Pertamina, Rabu (15/2) masih mengalami kekosongan stok elpiji subsidi 3 kilogram (kg). Meski demikian, pihak Pertamina menjamin ketersediaan elpiji 3 kg aman. Sedangkan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Pekanbaru terus melakukan pengawasan di lapangan.
Terkait aksi unjuk rasa yang dilakukan lebih 60 pemilik pangkalan elpiji, Rabu (15/2), Pertamina Patra Niaga wilayah Sumbagut melalui Section Head Communication and Relation Pertamina Patra Niaga Sumatra Bagian Utara, Agustiawan mengatakan, permasalahan bahwa antara pangkalan elpiji yang berada di bawah naungan agen di Jalan Kesadaran itu adalah permasalahan internal antara agen dan pangkalan. Sehingga Pertamina tidak bisa memutuskan atau memberi solusi atas masalah 60 pangkalan yang tidak mendapat pasokan elpiji 3kg dari agen tersebut.
''Kontrak pangkalan tersebut langsung ke agen. Sementara agen itu kontraknya dengan kami (Pertamina, red). Jadi silakan pangkalan-pangkalan ini berkoordinasi dengan agen tersebut,'' ujar Agustiawan kepada Riau Pos, Kamis (16/2).
Namun Agustiawan mengatakan pihaknya tetap menjamin ketersediaan elpiji subsidi 3 kg di tengah-tengah masyarakat meski ke-60 pangkalan dan agen tersebut sedang dalam masalah. ''Kami menjamin ketersediaan itu, sehingga kalau pun memang agen ini belum melakukan pembelian atau penebusan ke Pertamina, kami tetap akan melakukan upaya-upaya agar tidak terjadi kelangkaan elpiji 3 kg bersubsidi di tengah-tengah masyarakat,'' katanya lagi.
Terkait kedatangan puluhan pemilik pangkalan ke Pertamin beberapa kali namun tak kunjung mendapatkan jawaban, Agustiawan menjelaskan bahwa pihak Branch Marketing atau ritel tidak memiliki kewenangan untuk memberikan jawaban.
''Kewenangan itu hanya ada di humas dan humas itu hanya ada di Medan posisinya. Ini lah saya coba sampaikan ini sebagai jawaban dari kami Pertamina terhadap apa yang diminta oleh pangkalan-pangkalan itu. Saran kami atau solusi kami cuma satu. Silakan pangkalan-pangkalan ini berdiskusi atau berkoordinasi dengan agen. Karena kontrak itu kan antara agen dengan pangkalan, bukan antara pangkalan dengan kami,'' terangnya.
Lebih lanjut dijelaskannya, Pertamina juga tidak bisa menambah kuota elpiji atau menunjuk agen pengganti. Kenapa? Karena untuk barang-barang bersubsidi kuotanya sudah ditetapkan oleh pemerintah melalui BPH Migas sampai ke lembaga penyalurnya itu sudah ditetapkan.
''Jadi kami tidak punya kewenangan untuk memindahkan itu. Karena memang ketentuannya sudah ada yang telah diatur oleh BPH Migas. Jadi, tugas kami memang hanya melakukan, menjamin ketersediaan stok dan melakukan penyaluran kepada agen yang sudah ditunjuk atau ditetapkan oleh BPH Migas,'' pungkasnya.
Sementara itu, Sales Branch Manager Pertamina, Indra mengatakan, pihaknya akan segera menindaklanjuti untuk menyampaikan kepada agen tersebut supaya segera menyelesaikan permasalahannya dengan pihak pangkalan dan langsung supaya para pangkal tersebut bisa beroperasi lagi.
Namun pihaknya tidak bisa memastikan kapan agen tersebut bisa kembali beroperasi lagi. Hanya saja dirinya berharap agar agen tersebut bisa beroperasi lagi sesegera mungkin.
''Untuk terkait soal apakah pangkalan tersebut bisa dialihkan ke agen lain agar bisa kembali beroperasi, kami akan berdiskusi dulu karena terkait dengan kerja sama antara agen dan pangkalan. Kami tidak bisa mengambil langkah tanpa adanya mekanisme penyelesaian dari agen dengan pangkalan. Pertamina pun tidak bisa mengambil keputusan sepihak terhadap para pangkalan tersebut. Untuk itu kami akan berdiskusi dengan agen terkait langkah sementara ini seperti apa,'' ujar Indra, Kamis (16/2).
Untuk diketahui, sekitar 60 lebih pemilik pangkalan yang tersebar di Kota Pekanbaru mendatangi kantor PT Pertamina (Persero) Branch Marketing Riau, Jalan Sisingamangaraja Pekanbaru, Rabu (15/2). Mereka meminta agar Pertamina bisa memanggil agen untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi antara pangkalan dengan agen. Dan mereka juga mengusulkan agar pangkalan mereka bisa dialihkan ke agen lain sehingga mereka bisa kembali menjual elpiji 3 kg kepada masyarakat.
Masyarakat Diminta Ikut Awasi
Di sisi lain, Kepala Dinas Perindusterian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru Zulhelmi Arifin meminta masyarakat untuk berperan aktif mengawasi para agen pangkalan elpiji.
Saat ini, kata Ami sapaan akrabnya, ada sekitar 1.200 pangkalan elpiji yang ada di Kota Pekanbaru. Ia meminta masyarakat di Kota Pekanbaru untuk melaporkan kepada Disperindag perihal harga jual elpiji yang dinaikkan oleh pangkalan tersebut.
Di mana masyarakat dapat menyerahkan bukti permainan harga yang dilakukan oleh agen elpiji tersebut berupa bukti foto, video maupun rekaman serta memberitahu lokasi pangkalan yang menjual elpiji di atas Rp18.000 sesuai harga eceran tertinggi (HET).
''Karena lebih 1.200 pangkalan se-Pekanbaru, nggak sanggup kami monitor semua. Kalau bisa share location, ada bukti foto atau rekaman, agar semakin mudah kita sanksi. Kalau ada pangkalan menjual di atas Rp18 ribu, share location dan info ke saya biar kami tindak tegas seperti pangkalan elpiji lainnya yang mulai bermain-main dan menyulitkan masyarakat,'' katanya.(dof/ayi/yls)