PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Mengatasi kemiskinan ekstrem, Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru mengajak masyarakat untuk ikut serta. Di mana berdasarkan data Dinas Sosial Pekanbaru per Juni 2023, ada sekitar 3.919 penduduk Pekanbaru masuk kategori miskin ekstrem.
Penjabat Wali Kota (Pj Wako) Pekanbaru Muflihun mengatakan, pihaknya berkomitmen melakukan penuntasan masalah kemiskinan ekstrem dan mendorong semua pihak juga ikut berpartisipasi untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem ini.
Bahkan, dirinya juga meminta kepada camat, lurah, RT/RW untuk lebih aktif lagi dan turun langsung melihat warganya yang masih tergolong kedalam kemiskinan ekstrem.
”Jangan lagi ada masyarakat yang tak berlantai rumahnya, jadi ini memang harus segera kita tuntaskan,” ujarnya, Senin (14/8).
Ia mengatakan, permasalahan ini yang pelan-pelan harus segera diatasi sehingga Pekanbaru bisa bebas dari kemiskinan ekstrem.
”Kita ajak semua pihak untuk bersama-sama pemerintah mengatasi permasalahan yang ada. Khususnya juga kita sampaikan kepada badan usaha untuk berpartisipasi dalam hal pengentasan kemiskinan ekstrem,” tuturnya.
Ia menyebut, hingga saat ini masih ada ribuan rumah masyarakat di wilayah setempat yang tidak berlantai atau masih tanah. Hal ini dikategorikan kemiskinan ekstrem.
”Masih ada ribuan lagi di Pekanbaru ini yang rumahnya boleh dikatakan tak berlantai dan dikategorikan ke dalam kemiskinan ekstrem,” tuturnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Sosial Pekanbaru Idrus MAg mengatakan, warga yang alami kemiskinan ekstrem itu berjumlah 3.919 jiwa. Data ini didapat setelah Dinas Sosial bersama kecamatan dan kelurahan melakukan monitoring dan validasi data terhadap warga yang masuk dalam kategori miskin ekstrem tersebut.
”Kami telah melakukan pendataan dor to dor dan lebih kurang dalam satu bulan kemarin selesai. Maka warga yang alami kemiskinan ekstrim itu berjumlah 3.919 jiwa,” katanya.
Menurut Idrus, pendataan yang dilakukan cukup valid karena melibatkan tim dari Dinas Sosial, kecamatan, dan kelurahan di masing-masing wilayah. Apalagi, pada saat awal melakukan pendataan di tahun 2022 lalu petugas mencatat ada 4.000 jiwa lebih warga yang alami masyarakat ekstrem.
Namun, setelah dilakukan verifikasi dan validasi, dikatakan Idrus didapati sebanyak 715 Kepala Keluarga (KK) atau 3.919 jiwa warga yang alami kemiskinan ekstrim yang juga diikuti dengan kegiatan musyawarah kelurahan.
”Artinya jumlah ini alami penurunan. Kalau ada intervensi dari pemerintah insyaallah di tahun 2024 warga alami kemiskinan ekstrim bisa turun drastis. Karena ada dana sharing dari pemerintah,” katanya.(yls)
Laporan PRAPTI DWI LESTARI, PEKANBARU