Jika banjir di ruas jalan terjadi akibat ukuran saluran air yang kecil dan sampah, maka banjir yang merendam rumah-rumah warga disebabkan sungai dan anak sungai yang mengalami pendangkalan dan penyempitan.
Laporan HENDRAWAN, Kota
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Banjir di aliran Sungai Sail dan Sungai Subam, Alami Sedimentasi dan Perlu Pengerukan
Ada banyak sumber air yang mengalir ke Sungai Sail. Sungai yang mengalami pendangkalan ini menjadi muara aliran air dari kawasan Bandara Sultan SYarif Kasim II, Jalan Arifin Ahmad, Jalan Paus, Jalan Labersa, kawasan Simpang Tiga, Jalan Parit Indah, sejumlah kawasan di Harapan Raya, Jalan Lintas Timur, Kulim, Jalan Hang Tuah hingga komplek Gubernuran juga mengalir ke Sungai Sail.
Sekitar sepertiga wilayah Pekanbaru bagian selatan Sungai Siak ini, mengalir ke Sungai Sail. Banjir di bantaran Sungai Sail sering terjadi, terutama akibat pendangkalan. Ikhsan melihat, ada sedimentasi dan penyempitan di kawasan Perumahan Jondul dan Kuantan Regency.
Untuk mengatasi banjir di sepanjang aliran sungai Sail ini, maka harus dilakukan pengerukan atau normalisasi Sungai Sail. Panjang sungai yang harus dinormalisasi ini mencapai 9 km, terutama pelebaran di sekitar perumahan Jondul dan Kuantan Regency.
"Pengerukan ini sangat penting untuk mengatasi banjir di subdas Sungai Sail. Pengerukan ini bisa sekaligus digunakan untuk mempersiapkan badan jalan inspeksi di sepanjang tepi sungai, sehingga bisa dimanfaatkan untuk jalur transportasi alternatif," kata Ikhsan.
Kawasan terparah banjir sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Sail ini adalah kawasan Sungai Batak di Jalan Akasia I, Kelurahan Tangkerang Tengah, Kecamatan Bukit Raya. Hampir dipastikan, setiap hujan lebat terjadi di Pekanbaru, kawasan ini mengalami banjir terparah di Kota Pekanbaru. Arus lalu lintas disini juga dipastikan langsung putus.
Ikhsan melanjutkan, perangkap sampah perlu dipasang di saluran primer yang menuju ke sungai Sail. Hal ini supaya sampah-sampah tidak lagi masuk ke sungai Sail. Hal ini dilakukan seiring dengan pengelolaan persampahan perkotaan. Ikhsan juga menyarankan pembangunan kolam pengendap sedimentasi di hulu dari jembatan parit indah. Selain untuk mengurangi sedimentasi, air Sungai Sail akan lebih bersih dari kondisi saat ini.
Selain itu, kata Ikhsan, pengelolaan limbah cair perkotaan juga penting. Ini agar limbah domestik itu tidak masuk ke drainase, sehingga yang masuk ke drainase dan sungai hanya air hujan dan air limbah yang telah diolah. Bila ini terlaksana, bahkan beberapa kawasan Sungai Sail bisa dijadikan Ruang Terbuka Hijau (RTH).
"Hal ini sejalan dengan pembangunan SPALD-T yang berjalan saat ini. Wali kota perlu menetapkan garis sempadan sungai yang didahului oleh studi penetapan. Ini supaya masyarakat tidak seenaknya membangun di sempadan sungai. Setelah sempadan ini ditetapkan, barulah pemanfaatannya bisa resmi dilakukan untuk RTH," jelasnya.
Banjir Kawasan Sungai Sibam
Kawasan Sungai Sibam mengalami banjir yang cukup parah beberapa tahun terakhir. Pada Agustus 2021 lalu tercatat ada lima perumahan di RW 04 Sungai Sibam terdampak banjir. Pada titik terparah, genangan air mencapai setinggi pinggang orang dewasa.
Ikhsan menyebutkan, pemicu banjir di kawasan ini hampir mirip dengan situasi yang terjadi pada titik-titik banjir di DAS Sungai Sail. Aliran pada Sungai Sibam juga mengalami sedimentasi dan pendangkalan pada alirannya. Dirinya menyebutkan, beberapa bangunan perumahan hingga aktivitas masyarakat juga menjadi menyebabkan lebar sungai menjadi mengecil di beberapa tempat.
"Karena itu Walikota perlu menetapkan garis sempadan sungai, sekitar 15 meter dari palung dan ketentuan lainnya, yang didahului oleh studi penetapan. Ini supaya masyarakat tidak seenaknya membangun di sempadan sungai," terangnya.
Setelah sempadan ini ditetapkan, lanjut Ikhsan, barulah pemanfaatannya bisa resmi dilakukan untuk RTH. Pengerukan dan normalisasi di sepanjang aliran ini perlu dilakukan, terutama di tempat-tempat yang sedimentasinya cukup tebal. Penangannya harus masuk prioritas, karena dampaknya cukup parah bagi rumah penduduk di sekitar kawasan aliran sungai yang langsung menuju Sungai Siak ini.
Banjir Perumahan Bintungan dan Jalan Datuk Tunggul
Perumahan Bintungan dan beberapa kawasan di Jalan Datuk Tunggal, Sidomulyo Barat sudah menjadi langganan banjir saat hujan lebat turun di Kota Pekanbaru. Banjir kawasan ini menurut Ikhsan merupakan banjir kiriman dari kawasan di sebelah utaranya, yaitu yang berawal dari sekitar Jalan Subrantas terus mengalir ke selatan.
Banjir disini sendiri selalu terjadi ketika terjadi banjir besar di Jalan Subrantas. Karena banjir disini baru parah setelah sekitar dua sampai tiga jam hujan turun di sekitar Jalan Subrantas. Kawasan perumabahn paling terdampak bila hujan lebat terjadi.
Ikhsan menyebutkan, saluran yang meneruskan aliran di wilayah ini tidak memadai untuk menampung volume air yang besar saat air hujan turun. Rata-rata, kata Ikhsan, dibutuhkan drainase dua kali lebih besar dari kapasitas yang ada saat ini untuk bisa mengalirkan air dengan baik di kawasan tersebut.
"Maka untuk banjir kawasan ini perlu adanya pelebaran saluran. Kondisi saat ini, ada yang lebarnya 2,5 meter, harus diperlubar menjadi 4-5 meter. Ada yang lebarnya 3 meter, harusnya diperlebar menjadi 6 meter. Ada yang lebarnya cuma 1,5 meter harus diperlebar menjadi 3 meter dan seterusnya," ungkapnya.
Menangani banjir kawasan ini butuh angaran yang tidak sedikit. Berhubung kawasan ini juga berbatasan dengan Kabupaten Kampar, juga terdapat sejumlah perumahan disana, maka butuh kerjasama. Pemko menurut Ikhsan perlu bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kampar.
"Pemerintah Provinsi juga sebenarnya bisa menangani saluran di wilayah perbatasan ini. Karena kawasan banjirdi titik ini merupakan wilayah antar kabupaten - kota," kata Ikhsan.
Perumahan yang berada di sisi wilayah Kabupaten Kampar di titik ini terdampak lebih parah. Di kawasan Desa Tarai Bangun, Kecamatan Tambang ini, banyak warga harus mengungsi bila hujan lebat turun. Namun karena banjirnya sebagian besar merupakan banjir kiriman dari wilayah Kota Pekanbaru, maka harus ada keselarasan penanganannya dari kedua pemerintahan.***