DIBILANG TAK LANGKA, ISI BBM SOLAR HARUS NGANTRE

DPRD Sebut Pertamina Buang Badan

Pekanbaru | Jumat, 15 Oktober 2021 - 15:10 WIB

DPRD Sebut Pertamina Buang Badan
Anggota Komisi IV DPRD Kota Pekanbaru, Nurul Ikhsan (AGUSTIAR/RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Kelangkaan BBM jenis solar dan bio solar yang terjadi dalam dua hari belakangan ini mendapat tanggapan dari kalangan anggota DPRD Kota Pekanbaru. Diminta Pertamina selaku distributor tunggal untuk BBM ini cepat tanggap, dan segera carikan solusi, bukan memberikan statemen klasik dan tidak masuk akal.

"Jelas-jelas di lapangan di sejumlah SPBU banyak dikeluhkan warga dalam dua hari belakangan ini, bahkan antreannya panjang hingga dini hari, dan menimbulkan kemacetan, masa dibilang tidak ada langka oleh Pertamina?" ujar anggota Komisi IV DPRD Kota Pekanbaru Nurul Ikhsan kepada wartawan, Kamis (14/10).


Ditegaskan politisi Gerindra ini, dirinya curiga, solar dan bio solar langka ini karena  akan dihilangkan dari peredaran, lalu dimunculkan varian baru jenis BBM dan memaksa masyarakat yang mau tidak mau untuk membeli.

"Contohnya seperti BBM jenis premium yang saat ini tidak ada lagi dijual di SPBU Pekanbaru, diganti dengan pertalite. Padahal sebelum dihilang, Pertamina sempat mengatakan tidak ada kelangkaan BBM jenis premium, berselang waktu premium tak lagi dijual," paparnya.

Kecurigaan yang lain BBM jenis solar dan bio solar itu ada permainan spekulan, dengan menjual keluar daerah atau penimbunan. "Tentu kita minta Pertamina harus melakukan pengecekan ke SPBU yang ada, memastikan tidak ada masalah dan kuota benar-benar disalurkan sesuai yang ada," katanya lagi.

Dengan jawaban pertamina itu, yang disampaikan oleh Manager Communication Relation & CSR Sumbagut PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Pertamina Commercial & Trading, Taufikurachman , dinilai hanya alasan klasik saja untuk buang badan.

"Harus cek lapangan, dan pengawasan kita minta harus ketat agar kebutuhan BBM di Pekanbaru, Riau ini dapat dipenuhi dan tidak menjadi keluhan lagi," kata Nurul.

Untuk membuktikannya, Pertamina diminta ada tim pencari faktanya, lalu hasilnya di ekspos supaya masyarakat juga harus tahu penyebab sebenarnya. "Tentu ini melibatkan TNI dan Polri. Coba lihat saja di SPBU Jalan SM Amin, siang malam anrean panjang, belum lagi daerah lainnya,"  ujarnya.

Nurul juga heran, kebutuhan BBM masyarakat dinilai Pertamina cukup tinggi di masa PPKM dan status Pekanbaru level 2 karena mobilitas masyarakat. Dan ini dijadikan alasan. "Itu alasanPertamina saja. Kalau begitu kuota harus ditambah lah. Pemerintah kita dorong untuk penambahan kuota ini," kata Nurul.

Dengan kejadian ini juga, Nurul tegaskan kepada Pertamina dalam mensiasati bagaimana kebutuhan BBM Pekanbaru dapat dipenuhi dan jangan sampai terjadi kelangkaan lagi. "Nanti akan kami agendakan hearing Pertamina ini, dan akan kita pertanyakan sebab-sebabnya secara kongkrit," jelasnya.

Kepada Riaupos.co, sebelumnya, Area Manager Communication Relation & CSR Sumbagut PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Pertamina Commercial & Trading, Taufikurachman menampik adanya kelangkaan BBM.

Ia mengungkapkan, Pertamina sudah lama melayani keperluan BBM kepada masyarakat di Riau, khususnya dan seluruh Indonesia pada umumnya. "Tidak ada kelangkaan. Kami menyalurkan BBM sesuai keperluan masyarakat Riau," katanya saat dikonfirmasi Riaupos.co, Senin (11/10) kemarin.

Laporan: Agustiar (Pekanbaru)
Editor: Rinaldi

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook