Usai Digali, Percepat Rekondisi Jalan

Pekanbaru | Kamis, 16 November 2023 - 11:37 WIB

Usai Digali, Percepat Rekondisi Jalan
Ban truk terperosok ke lubang bekas galian yang belum ditutup aspal di Jalan Hang Tuah, Pekanbaru, Jumat (10/11/2023) lalu. Kontraktor diingatkan untuk memperbaiki kondisi jalan seperti semula usai melakukan penggalian. (EVAN GUNANZAR/RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Kondisi sejumlah jalan di Kota Pekanbaru sedang tidak baik-baik saja. Belum lagi tuntas perbaikan dampak pembangunan SPALDT, kini ditambah lagi dengan pekerjaan pemasangan pipa PDAM.

Hal ini pun direspon kala­ngan anggota DPRD Kota Pekanbaru yang meminta Pemko melakukan pengawasan ketat, supaya pekerjaan bisa lebih rapi dan tidak menimbulkan dampak kepada masyarakat.


Anggota DPRD Pekanbaru Sigit Yuwono mengatakan,  banyak keluhan dari masyarakat terhadap pekerjaan galian di jalan ini. Mulai dari jalan menjadi rusak parah karena usai penggalian tidak dilakukan rekondisi jalan seperti sedia kala.

Masyarakat juga mengeluhkan lubang galian ditutup seadanya sehingga terkadang membuat kendaraan terperosok.

Selain itu, galian juga berdampak pada kemacetan arus lalu lintas kendaraan, khususnya di jam-jam sibuk, karena pengerjaan dilakukan siang hari. Seperti terlihat dijalan Tuanku Tambusai (jalan Nangka). Ratusan karung terusun mempersempit badan jalan. ”Tidak bisa seenaknya saja mereka itu bekerja, sudah banyak laporan, dampaknya luar biasa, belum lagi selesai perbaikan terhadap pekerjaan sebelumnya (SPALD-T, red), kini harus dihadapkan lagi dengan galian itu (PDAM, red),” kata Sigit, Rabu (15/11).

Untuk itu, Sigit menekankan kepada Dinas PUPR Kota Pekanbaru agar dapat mengingatkan kontraktor supaya pengerjaan penanapan pipa-pipa PDAM harus sesuai standar yang peduli lingkungan, dan juga harus dengan waktu yang telah disepakati.

Ia juga mengingatkan perlunya diterapkan sanksi tegas jika jalan tidak diperbaiki seperti semula pasca-galian.

”Misal, mereka minta waktu satu bulan, ya harus selesai dalam satu bulan, waktunya harus sesuai dengan izin permintaan penggalian itu, dan jalan harus mulus lagi,” tegas Sigit.

Tidak hanya itu, politisi Demokrat ini juga meminta Dinas PUPR Kota Pekanbaru untuk turun mengawasi pengerjaan galian pipa PDAM yang tersebar di berbagai titik. Pasalnya, ia sempat melihat beberapa kendaraan terpuruk saat sedang berhenti di atas galian yang baru ditimbun di depan pertokoan yang ada di Jalan Tuanku Tambusai itu.

”Kami sarankan membuat police line untuk keamanan masyarakat pertanda jalan itu baru siap digali,” jelasnya.

Ditambahkannya, berkaca dari proyek galian SPALDT jalan-jalan tidak mulus lagi diperbaiki oleh kontraktor pelaksana. Ada yang pecah-pecah, terjadi penurunan level, dan sumber banjir. Ada lagi, pekerjaan tidak selesai-selesai, dan ini sangat mengganggu.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kota Pekanbaru Ir Nofrizal MM juga menyayangkan model pekerjaan galian yang dilakukan selama ini.

Disebutkannya, dari aduan forum RT/RW tiga kecamatan, Pekanbaru Kota, Limapuluh dan Sukajadi mengeluhkan, proses perbaikan jalan akibat galian terkesan asal-asalan dan menimbulkan dampak buruk bagi pengendara maupun masyarakat melintas.

Seperti proyek galian Sistem Penyediaan Air Bersih (SPAM) yang saat ini sedang berjalan di Kota Pekanbaru. Seperti di Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Riau, Jalan Tuanku Tambusai maupun jalan pemukiman masyarakat lainnya.

”Ya, beberapa waktu lalu masyarakat melalui forum RT RW menyampaikan keluhan kepada kita, saat ini sangat banyak proyek galian di pekanbaru yang menganggu aktivitas masyarakat atau pengguna jalan,” ujar Nofrizal.

Di mana kondisi jalan tidak dikembalikan seperti semula, lubang-lubang besar dibiarkan begitu saja dalam jangka waktu lama. ”Tentu hal ini sangat menggangu kenyamanan, karena kerap terjadi kemacetan dan mengancam keselamatan pengguna jalan,” katanya.

Tidak hanya itu, Nofrizal juga menerima keluhan warga soal dampak banjir akibat banyaknya proyek galian di Pekanbaru baik itu IPAL beberapa waktu lalu dan SPAM yang saat ini sedang berjalan.

”Tanah dan pasir bekas galian atau bekas penimbunan sampai masuk ke parit-parit sehingga kondisi parit mengalami pendangkalan dan kerap terjadinya banjir. Contohnya di beberapa titik di kecamatan sukajadi, yang awalnya tidak banjir jadi banjir,” ujarnya.

Beragam keluhan masyarakat tersebut menurut Nofrizal akibat minimnya pengawasan pihak terkait kepada kontraktor pelaksana. Di mana kondisi jalan bekas galian pipa tidak diperbaiki sesuai SOP yang ditentukan. Padahal menurut Nofrizal jalan di Kota Pekanbaru dibangun dengan kualitas yang terukur.(yls)

Laporan AGUSTIAR, PEKANBARU









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook