PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru mengambil kebijakan melarang petani sayur yang ada di wilayah Kota Pekanbaru untuk menjual hasil panen ke luar Kota Bertuah.
Penjabat (Pj) Sekretaris Kota (Sekko) Pekanbaru Indra Pomi Nasution mengatakan, akses jalur distribusi sayur mayur untuk ke luar Kota Pekanbaru ditutup sementara sampai terjadi kestabilan harga sayur mayur di pasaran. Pasalnya, turunnya peredaran sayur mayur terutama sayur bayam turut berdampak terhadap inflasi di Kota Pekanbaru.
''Pantauan kami dari Januari sampai sekarang Februari (2023) inflasi kita menurun 0,5 persen. Harapan kita bisa turun lagi di Maret. Kami sudah melakukan beberapa upaya untuk terus mendorong inflasi bisa terus turun,'' ujarnya kepada Riau Pos, kemarin.
Lanjutnya, pemko intens meningkatkan koordinasi dengan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk mendapatkan perkembangan informasi berkaitan dengan hal tersebut. BPD, sebut Indra Pomi sudah memberikan data bahwa dua pekan terakhir diketahui telah ada kenaikan terhadap sayur mayur. Di mana sayur mayur menjadi komoditi yang turut penyumbang inflasi di Kota Bertuah ini.
''Sayur bayam, sayuran, ya. Sehingga kemarin kami sudah memerintahkan Dinas Pertanian Pekanbaru, supaya bayam inikan cepat panennya ya, mungkin dua pekan panen. Ini kita intervensi supaya petani-petani sayur kita agar tidak menjual hasil panennya keluar Kota Pekanbaru,'' tambahnya.
Terkait hal itu, Pemko Pekanbaru terpaksa membuat kebijakan yang cukup ekstrem. Dengan melarang distribusi sayur mayur keluar Kota Pekanbaru. Belum jelas kapan larangan tersebut akan dicabut.
''Kalau harga sayur mayur terutama sayur bayam sudah stabil di Kota Pekanbaru, baru ke depan kita berikan izin petani menjual ke luar Pekanbaru ya,'' terangnya.(yls)
Laporan JOKO SUSILO, Kota