Minyakita Langka, 16 Distributor dalam Pengawasan

Pekanbaru | Rabu, 15 Februari 2023 - 09:05 WIB

Minyakita Langka, 16 Distributor dalam Pengawasan
Pedagang menyusun minyak kemasan non-subsidi yang dijual di Pasar Cik Puan Pekanbaru, Selasa (14/2/2023). Minyak goreng subsidi Minyakita di sejumlah pasar tradisional sulit ditemui. (EVAN GUNANZAR/RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Hingga saat ini masya­rakat masih kesulitan untuk mendapatkan minyak goreng bersubsidi Minyakita di pasar-pasar tradisional dan toko swalayan di Kota Pekanbaru. Sementara itu, Pemko Pekanbaru melalui Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) melakukan pengawasan terhadap 16 distributor minyak goreng bersubsidi.

Kepala Disperindag Pe­kanbaru Zulhelmi Arifin mengatakan, belasan distributor minyakita tersebut memang te­ngah dalam pengawasan Disperindag Kota Pekanbaru. Hal ini dilakukan untuk memastikan pasokan minyak murah itu aman je­lang Ramadan hingga Idulfitri 1444 H.


Ke-16 distributor Minyakita yang ada di Kota Pekanbaru, yang masuk dalam pengawasan tim pengawas perdagangan, yakni CV Bintang Surya Abadi, CV Putra Jaya Mandiri, CV Sinar Terang, UD Maju Jaya dan CV Meta Surya.

Kemudian ada CV Aneka Pangan, Putra Langkat, Lotte Mart dan Indogrosir, PT Pan Baruna, UD Putra Nauli, PT Global Sukses Mandiri, FA Karya Niaga, dan UD Sinar Bulan Purnama. Lalu PT Rintis Sejahtera Abadi dan UD Cipta Karya. ''Kami akan melakukan pengawasan terhadap peredaran Minyakita bersama tim pengawas perdagangan,'' tegas Zulhelmi, Selasa (14/2).

Ia mengatakan, pengawasan di distributor untuk memastikan ketersediaan pasokan minyak bersubsidi itu di pasaran. ''Kami akan lakukan pengawasan terhadap distributor. Saat ini belum ada didapati penimbunan yang menyebabkan kelangkaan minyakita di pasaran,'' ujarnya.

Dirinya mengingatkan para distributor untuk memastikan penjual tidak menaikkan harga minyakita seenaknya. Ia menegaskan, bahwa harga eceran tertinggi (HET) Minyakita sebesar Rp14 ribu per liter.

Oknum pedagang atau pengelola usaha yang menjual di atas HET akan dikenakan sanksi berupa pemberhentian pasokan minyakita dari distributor. ''Jadi sanksinya, distributor bisa menghentikan pasokan tersebut ke oknum penjual yang nakal,'' katanya.

Sementara itu, pantauan Riau Pos, Selasa (14/2) di Pasar Cik Puan tampak para pedagang dan masyarakat masih kesulitan memperoleh keberadaan minyak goreng bersubsidi tersebut yang mulai kembali hilang selama beberapa hari.

Seorang pedagang di Pasar Cik Puan, Ita mengaku sudah tiga hari terakhir stok minyak goreng bersubsidi tersebut tidak ada alias habis dari tempatnya berjualan. Bahkan banyak masyarakat yang mencari keberadaan minyak goreng bersubsidi tersebut setelah sempat ada pada akhir pekan lalu.

''Masuknya kemarin itu Sabtu, sebelum ada kunjungan menteri. Setelah itu sampai sekarang nggak ada masuk lagi,'' katanya.

Lanjut Ita, saat pihak distributor mengantarkan produk minyak goreng bersubsidi itu kepada pedagang dibatasi jumlahnya, sehingga pedagang kesulitan untuk memperoleh minyak tersebut kembali. ''Kemarin masuknya 10 karton kami dikasih. Hari itu juga habis dibeli masyarakat,'' katanya.

Ia berharap keberadaan minyak goreng bersubsidi tersebut tetap ada dan tidak terjadi kelangkaan sehingga menyulitkan masyarakat dan pedagang. ''Kami mau cari ke mana lagi? Kalau pun dicari harganya tentu beda dari distributor, kami pun nggak tega jual mahal kepelanggan,'' ucapnya.(ayi)

Laporan PRAPTI DWI LESTARI,Kota

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook