Atasi Stunting lewat Program BAAS

Pekanbaru | Sabtu, 13 Mei 2023 - 10:35 WIB

Atasi Stunting lewat Program BAAS
Sekretaris Kota (Sekko) Pekanbaru Indra Pomi Nasution. (ISTIMEWA)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru mencatat penderita stunting di akhir Maret 2023 ada sekitar 115 anak. Di mana, ke-115 anak tersebut tengah dilakukan intervensi penanganan stunting melalui program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS).

Sekretaris Kota (Sekko) Pekanbaru Indra Pomi Nasution menjelaskan, para orang tua asuh terdiri dari berbagai kalangan baik institusi pemerintahan, perusahaan, dan stakeholder. Mereka secara aktif bersama-sama melakukan intervensi dan kontribusi untuk terlibat aktif memberikan bantuan penanganan stunting di Kota Bertuah.

Ia juga menambahkan, program BAAS merupakan upaya mengeliminasi kasus stunting dan merupakan program BKKBN sebagai gerakan gotong royong dari seluruh elemen bangsa guna mempercepat penurunan stunting dan menyasar langsung keluarga yang mempunyai anak berisiko stunting.


Untuk Sekretariat Kota (Setko) Pekanbaru,  Sekko katakan mendapatkan bagian membantu tiga orang anak berisiko stunting. Jumlah anak ini ditentukan oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Disdalduk KB) Kota Pekanbaru. ”Ada tiga orang (anak stunting, red) tadi. Kami berikan mereka makanan tambahan seperti susu, beras, telur dan lain sebagainya dengan nilai Rp500 ribu per bulan. Bantuan akan diberikan selama 6 bulan, berarti Rp3 juta selama 6 bulan,” katanya, Jumat (12/5).

Indra Pomi berharap, setelah adanya intervensi melalui Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) dengan memberikan bantuan makanan tambahan, anak-anak bisa keluar dari kategori stunting. ”Di akhir Maret kemarin untuk jumlah anak stunting di Pekanbaru ada 115 orang. Mudah-mudahan dengan adanya program BAAS ini, kalau dari 115 semua sudah kami intervensi, mungkin nanti semua akan bisa keluar dari kategori stunting,” tambahnya.

Lanjut Indra, progam BAAS ini juga merupakan bagian dari tugas pemerintah yang harus dilaksanakan dan dikerjakan. Namun disamping itu juga sebagai bentuk kepedulian sebagai warga kota yang kurang mampu dalam berpenghasilan, sehingga mempengaruhi pemberian asupan gizi bagi balitanya.

”Kami imbau masyarakat tetap peduli kepada masyarakat kurang mampu, berpenghasilan rendah. Ini akan kami upayakan tetap bantu, baik melalui BAAS, Baznas ataupun infak seribu per hari bagi seluruh ASN,” tegasnya.(ayi)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook