Cegah Stunting, ASN Jadi Orang Tua Asuh

Pekanbaru | Kamis, 09 Maret 2023 - 10:31 WIB

Cegah Stunting, ASN Jadi Orang Tua Asuh
Kepala Dinas Kesehatan (DisĀ­kes) Pekanbaru dr Zaini Rizaldy. (ISTIMEWA)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Masih terdapatnya balita yang berisiko mengalami stunting, membuat Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru menginisiasi progam orang tua asuh. Program ini ditujukan kepada sejumlah aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemko Pekanbaru dan juga pelaku usaha.

Kepala Dinas Kesehatan (Dis­kes) Pekanbaru dr Zaini Rizaldy menyebutkan, stunting merupakan gagal tumbuh akibat kurangnya asupan gizi. Di mana dalam jangka pendek dapat menyebabkan terganggunya perkembangan otak, metabolisme, dan pertumbuhan fisik pada anak.


''Sementara, dalam jangka panjang, dampak stunting akan membuat anak kesulitan belajar dan berisiko penyakit jantung serta pembuluh darah,'' ulasnya, Rabu (8/3).

Ia menjelaskan, dalam menangani masalah stunting di Kota Pekanbaru, Pemerintah Kota melakukan segala cara. Salah satunya dengan memberikan anak berisiko stunting memiliki orang tua asuh. Hal tersebut sesuai arahan dari Pj Wali Kota Pekanbaru Muflihun belum lama ini.

Selain itu, Tim Penanggulangan Stunting Kota Pekanbaru sudah menggelar rapat terkait program tersebut. Di mana mereka segera menentukan jumlah orang tua asuh yang bakal mendampingi anak-anak stunting agar tidak mengalami gangguan pertumbuhan.

Para orang tua asuh tidak hanya dari kalangan pemerintah kota saja. Tapi ada juga dari kalangan pelaku usaha, sehingga dari berbagai latar belakang.

''Dari pemerintah tetap ada. Tetapi kami juga mengajak pihak swasta yang ingin menjadi orang tua asuh dalam membantu menangani balita yang berisiko stunting tersebut agar mendapatkan pendamping, baik secara gizi maupun psikisnya,'' ucapnya.

Diungkapkan Zaini, pada 2022, pemko mencatat hanya ada 318 anak di Pekanbaru dinyatakan stunting. Namun setelah adanya validasi data, hanya sekitar 279 anak yang masih masuk kategori stunting. Di mana validasi data merupakan data terkini hasil penimbangan berat badan anak yang awalnya stunting.

''Sudah ada 59 anak sudah punya orang tua asuh. Sedangkan 220 lagi belum mendapatkan orang tua asuh,'' jelasnya.

Zaini menyebut bahwa program ini akan dilakukan secara bertahap. Nantinya ratusan anak stunting bakal mendapat orang tua asuh. Di mana mereka akan mendapatkan bakal serta diberikan dukungan baik asupan gizi serta mengawasi anak asuhnya agar mengalami perbaikan gizi.

''Kita tidak ingin anak kembali stunting, setelah sempat normal bila pola asuhnya belum tepat. Makanya kita akan selektif dalam mencari orang tua asuh yang benar-benar bisa membantu
memutus stunting di Kota Pekanbaru ini,'' jelasnya.

Selain program orang tua asuh, Diskes juga mengimbau masyarakat untuk memanfaatkan layanan kesehatan terdekat seperti posyandu agar dapat mencegah terjadinya risiko stunting terhadap anak akibat kesalahan pola asuh sehingga menyebabkan gizi tak tercukupi.

Zaini menjelaskan, cara pencegahan stunting pada anak yang dapat dilakukan oleh orang tua. Di antaranya memenuhi keperluan nutrisi saat ibu hamil, pemberian air susu ibu (ASI) selama 6 bulan, mengkombinasikan ASI dengan MPASI (makanan pendamping ASI) yang bernutrisi, memantau tumbuh kembang anak serta menjaga kebersihan lingkungan.

''Semua langkah pencegahan ini bisa didapatkan masyarakat, khususnya kaum ibu di posyandu terdekat, karena di sana tumbuh kembang anak dan ibu hamil serta janin dipantau petugas kesehatan ,'' katanya.(yls)

Laporan PRAPTI DWILESTARI, Kota

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook