PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Hingga Selasa (8/2), bus Trans Metro Pekanbaru (TMP) masih belum beroperasi. Hal ini karena para karyawan bus TMP belum menerima gaji. Warga Kota Pekanbaru yang terbiasa naik moda transportasi itu pun menjadi sengsara.
Bus TMP yang mulai beroperasi sejak 2009 itu sudah beberapa kali tidak beroperasional sejak akhir tahun 2021 lalu. Ini dikarenakan para sopir atau pramudi dan pramugara bus melakukan aksi mogok kerja. Mereka belum mendapatkan gaji masuk tiga bulan terakhir.
Salah seorang karyawan bus TMP Pekanbaru yang enggan disebutkan namanya kepada Riau Pos, mengaku sudah mengalami penundaan pembayaran gaji selama tiga bulan terakhir.
Disebutkannya, pemerintah serta pihak manajemen pengelola bus TMP berjanji akan segera melakukan pembayaran tersebut. Namun, hingga awal Februari 2022 para pekerja tidak kunjung mendapatkan haknya sehingga mereka memutuskan untuk mogok kerja.
"Ya kalau tidak dibayarkan juga kami akan tetap mogok kerja. Karena kami sudah tidak tahu lagi mau bayar uang sekolah dan keperluan rumah tangga dari mana, kalau bukan dari gaji kami itu dibayarkan," katanya, Senin (7/2).
Tidak beroperasinya bus TMP selama beberapa hari ini dikeluhkan Arni, warga yang mengaku biasa memakai bus TMP. Kepada Riau Pos, Selasa (8/2) bercerita, selama ini ia sudah biasa menggunakan bus TMP dari rumahnya di Pandau Permai. Sekarang karena bus TMP tak beroperasi, ia harus memutar otak dan mengeluarkan biaya yang cukup besar hanya untuk bisa sampai tepat waktu di tempat kerjanya di salah satu pusat perbelanjaan di Kota Pekanbaru.
Biasanya dirinya hanya mengeluarkan beberapa ribu saja untuk sampai ke tempat kerja dengan menggunakan bus TMP. Kini, dalam sehari ia bisa menghabiskan puluhan ribu hanya untuk membayar biaya ojek online.
"Semenjak ada bus TMP kami yang tak punya kendaraan pribadi merasa sangat terbantu. Kami pun bisa berhemat untuk mencukupi keperluan rumah tangga yang lainnya. Tapi sejak bus TMP tak jalan, pengeluaran jadi besar," katanya.
Ia berharap persoalan internal yang terjadi di manajemen pengelola bus TMP dapat segera diselesaikan, "Saya maunya ya layanannya diperbaiki juga. Terus masalah internal mereka ini bisa segera diselesaikan. Karena kami sangat mememerlukan bus TMP untuk bisa ke tempat kerja kami," harapnya.
Desi, warga lainnya juga berharap serupa. Kemarin, ia yang tidak tahu bus TMPtidak beroperasi menunggu di halte Sukaramai Trade Center sejam lebih. "Saya baru tahu tadi, pas ada ibu penyapu jalan yang bilang kalau seluruh karyawan bus TMP mogok kerja karena gajinya belum dibayarkan. Jadi saya pun bingung mau pergi menggunakan armada apa," kata dia.
Sebelumnya, Wali Kota Pekanbaru Firdaus menyadari akibat dari mogok kerja karyawan TMP tersebut, mobilitas masyarakat yang biasanya memakai TMP sebagai alat transportasi menjadi terganggu. "Sekali lagi atas nama pemerintah saya mohon maaf pada seluruh masyarakat, terutama yang sudah memanfaatkan TMP sebagai pilihan untuk kebutuhan layanan transportasi," imbuhnya.
Dia kemudian kembali menegaskan bahwa belum dibayar nya gaji karyawan TMP hingga memasuki bulan ketiga ini terjadi bukan karena dana yang tak tersedia. "Ini terjadi soal teknis saja. Hanya soal administrasi. Tapi berimbas pada keuangan. Bukan kita tidak punya uang, bukan kas tidak ada," tegasnya.
Dia memastikan, penyelesaian persoalan gaji karyawan TMP ini menjadi bahasan serius di jajaran Pemko Pekanbaru. "Makanya tadi rapat dua kali sama Inspektur, asisten dan sekda juga Komisaris utama PT SPP (Sarana Pembangunan Pekanbaru, red,). Sudah kita berikan arahan lebih tegas, secepatnya besok atau lusa harus sudah jalan (operasional, red)," jelasnya.(yls)
Laporan PRAPTI DWI LESTARI, Pekanbaru