KEMENAG IMBAU SALAT GERHANA

Gerhana Bulan Total Diperkirakan Tidak Terlihat di Riau

Pekanbaru | Selasa, 08 November 2022 - 10:22 WIB

Gerhana Bulan Total Diperkirakan Tidak Terlihat di Riau
ILUSTRASI GERHANA BULAN TOTAL (JPG)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Fenomena alam gerhana bulan total yang terjadi Selasa (8/11) sore ini  bakal dapat diamati oleh masyarakat di Indonesia.

Namun, berdasarkan informasi dari BMKG Pekanbaru, di Riau gerhana bulan ini sepertinya tidak akan terlihat seutuhnya karena kondisi cuaca di Riau yang masih memasuki musim hujan.


Kepala Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru Ramlan MSi mengatakan di Pekanbaru hanya terlihat saat terjadi puncak gerhana bulan total dan saat peluruhannya. Sedangkan untuk proses gerhana bulan total secara keseluruhan dapat dinikmati oleh masyarakat di daerah lain yaitu di Papua, Papua Barat, sebagian Maluku Utara, dan sebagian Maluku akan mendapati Bulan sudah dalam fase gerhana penumbra pada saat bulannya terbit.

"Untuk Pekanbaru sendiri kita hanya bisa melihat di saat puncak gerhana bulan total. Itupun jika cuaca di Provinsi Riau dan Kota Pekanbaru mendukung karena sudah beberapa pekan terakhir dan beberapa hari ke depan diperkirakan cuaca tidak mendukung. Cuaca masih akan mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi," kata dia.

Ramlan juga mengatakan dalam fenomena alam gerhana bulan total ini masyarakat di Provinsi Riau dan Kota Pekanbaru tidak perlu khawatir terhadap kondisi cuaca ekstrem atapun dampak dari fenomena alam tersebut. "Sejauh ini tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Jika kita dapat menyaksikannya adalah sebuah anugerah karena dapat menyaksikan keindahan alam," terangnya.

Sementara itu pengamat yang berada di antara garis U1 dan U2, yaitu di sebagian Maluku, sebagian Maluku Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, NTT, NTB, Bali, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, sebagian besar Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Barat, dan sebagian Jawa Timur akan dapat mendapati Bulan sudah dalam fase gerhana sebagian pada saat Bulannya terbit.

Selanjutnya, ia akan dapat mengamati gerhana hingga gerhananya berakhir di mana pengamat yang berada di antara garis puncak dan U2, yaitu di sebagian kecil Kalimantan Tengah, sebagian besar Kalimantan Barat, sebagian besar Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, Lampung, Sumatera Selatan, sebagian Bengkulu, Bangka Belitung, sebagian besar Jambi, sebagian kecil Sumatera Barat, sebagian besar Riau, dan Kepulauan Riau akan dapat mengamati fase gerhana total hingga gerhana berakhir.

Lalu Bulan dalam fase gerhana total saat Bulan sedang terbit akan didapati oleh pengamat yang berada di antara garis puncak dan U3, yaitu di sebagian kecil Bengkulu, sebagian kecil Jambi, sebagian besar Sumatera Barat, sebagian kecil Riau, Sumatera Utara, dan Aceh untuk selanjutnya akan dapat mengamati Gerhana Bulan total 8 November 2022 hingga gerhana berakhir.

Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Riau, Mahyudin mengatakan, jika pihaknya telah mengirim surat ke Kemenag kabupaten/kota untuk melaksanakan Salat Gerhana Bulan. "Kami sudah kirim surat edaran yang berisi imbauan agar kemenag kabupaten/kota melaksanakan Salat Gerhana Bulan. Itu sifatnya imbauan karena arahan dari pusat juga seperti itu," kata Mahyudin.

Selain itu, Mahyudin juga mengajak masyarakat kabupaten/kota se-Riau juga untuk melaksanakan Salat Gerhana Bulan, baik di rumah maupun di masjid dan musala. "Kita imbau pengurus masjid dan musala serta masyarakat yang beragama Islam untuk melaksanakan Salat Gerhana Bulan. Semakin banyak masyarakat yang melaksanakan salat semakin bagus," ujarnya.

Berdasarkan informasi yang dirangkum Riau Pos dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa (LAPAN), gerhana bulan total adalah fenomena astronomis ketika seluruh permukaan Bulan memasuki bayangan inti (umbra) Bumi. Hal ini disebabkan oleh konfigurasi antara Bulan, Bumi dan Matahari membentuk garis lurus. Selain itu, Bulan berada di dekat titik simpul orbit Bulan, yakni perpotongan antara ekliptika (bidang edar Bumi mengelilingi Matahari) dengan orbit Bulan.

Gerhana Bulan Total terjadi ketika fase bulan purnama, akan tetapi, tidak semua fase bulan purnama dapat mengalami gerhana bulan. Hal ini dikarenakan orbit Bulan yang miring 5,1° terhadap ekliptika dan waktu yang ditempuh Bulan untuk kembali ke simpul yang sama lebih pendek 2,2 hari dibandingkan dengan waktu yang ditempuh Bulan agar berkonfigurasi dengan Bumi dan Matahari dalam satu garis lurus. Sehingga, Bulan tidak selalu berada di bidang ekliptika ketika Purnama.

Gerhana bulan total kali ini terjadi pada 8 November 2022 dengan durasi total selama 1 jam 24 menit 58 detik dan durasi umbra (sebagian + total) selama 3 jam 39 menit 50 detik.  Lebar gerhana bulan total kali ini sebesar 1,3589 dengan jarak pusat umbra ke pusat Bulan sebesar 0,2570. Gerhana ini termasuk ke dalam gerhana ke-20 dari 72 gerhana dalam Seri Saros 136 (1680-2960).(ayi/sol/egp)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook