PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Untuk meminimalisir pungutan lair (pungli), Rutan Kelas I Pekanbaru mengaktifkan layanan aplikasi Laksamana Raja di Laut. Aplikasi dibuat untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi dan keamanan pelayanan di Rutan.
Aplikasi ini menjadi salah satu andalan Kepala Rutan Pekanbaru Lukman saat menerima kunjungan dari Tim Saber Pungli Provinsi Riau dan Kanwil Kemenkum HAM Riau. Tidak hanya dalam mencegah pungli, tapi juga diandalkan Lukman untuk meningkatkan layanan di rutan tersebut.
"Dengan adanya aplikasi ini, masyarakat bisa mendapatkan layanan kunjungan online, informasi tentang program-program pembinaan di dalam rutan dan mendapatkan produk-produk hasil karya warga binaan pemasyarakatan (WBP) atau tahanan," sebut Lukman, Selasa (6/9).
Aplikasi yang bisa diunduh gratis di Google Play Store tersebut merupakan inovasi untuk mempermudah, mempermurah dan mempercepat pelayanan yang ada di Rutan Pekanbaru. Selain itu, fasilitas lainnya di rutan, kata Lukman, terus ditingkatkan demi pelayanan.
"Selain itu, ruang kunjungan juga telah dilengkapi dengan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Jadi masyarakat tinggal bertanya kepada petugas," ujar Lukman.
Kunjungan Ketua Tim Saber Pungli Riau AKBP Ordiva mengunjungi rutan bersama Kepala Kakanwil Kemenkum HAM Riau Mohd Jahari Sitepu dan kawan-kawan pada Senin (5/9). Rombongan memantau langsung fasilitas pelayanan publik yang ada di Rutan Pekanbaru. Dimulai dari ruang pelayanan, ruang kunjungan, poliklinik hingga ruang sidang online.
Kunjungan ini untuk memastikan tidak adanya celah untuk melakukan pungli serta perilaku menyimpang lainnya oleh petugas rutan. Tim Saber Pungli pada kesempatan itu juga bertanya langsung ke keluarga warga binaan yang sedang berkunjung dan kepada tahanan yang sedang mengikuti sidang online.
"Setelah bertanya dengan pengunjung dan tahanan, dapat dipastikan bahwa pelayanan di Rutan Pekanbaru telah berjalan dengan baik tanpa adanya pungutan liar. Pelayanan publik telah berjalan dengan sebagaimana mestinya meskipun di tengah overkapasitas yang mencapai 350 persen," komentar AKBP Ordiva saat mengakhiri kunjungan.(end)