PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Antrean kendaraan berjenis bahan bakar solar di SPBU di Jalan Rawa Mangun, Kelurahan Tangkerang Labuai, Kecamatan Bukitraya menyebabkan macet. Hal ini merupakan kejadian luar biasa. Apalagi menurut beberapa pemilik toko di sekitar SPBU, antrean seperti ini baru terjadi sepekan terakhir di SPBU yang tidak jauh dari persimpangan Jalan Parit Indah-Labersa-Rawamangun tersebut.
Beberapa truk terlihat ikut mengantre di jalan sempit yang notabene jalan pintas tersebut. Padahal, biasanya hanya kendaraan penumpang yang mengisi solar yang lebih banyak. Seperti dikatakan Riko, salah seorang pengendara yang juga antre solar, dirinya sudah lama tidak mengantre sampai ke jalan.
"Saya belum lihat sampai ke dalam SPBU (jenis kendaraan apa yang antre), tapi biasanya di SPBU ini jarang sekali mengantre sampai ke jalan begini. Baru kali ini padahal inikan termasuk di tengah kota," sebut pengendara Pajero Sport berwarna putih, Sabtu (5/1) lalu.
Kendati mengetahui sejumlah SPBU di pinggiran kota sudah beberapa hari terjadi antrean kendaraan berbahan bakar solar, namun Riko tidak menyangka bakal terjadi di SPBU langganannya yang berada di tengah kota. Antrean itu sendiri cukup menggangu. Jalan kecil itu menjadi sempit dan penyebab macet adalah tumpukan kendaraan di depan pintu masuk SPBU.
Akiatnya, sejumlah kendaraan yang tidak sabar memilih mengambil jalan di halaman toko yang memang cukup lebar. Oleh karenanya salah satu pohon yang berada tidak jauh dari seberang SPBU, di depan pertokoan, tumbang. Pohon sepanjang dua meter itu tumbang sampai tercabut akarnya.
Kemacetan ini sampai membuat petugas SPBU turun ke jalan untuk mengatur lalu lintas yang sudah mendekati macet total akhir pekan ini. Stok di SPBU itu sendiri dalam kondisi normal. "Stok ada, tapi biasanya antrean solar tidak pernah banyak seperti ini," kata salah seorang petugas SPBU yang harus mengatur lalu lintas sampai ke jalan.
Pantauan Riau Pos terakhir kali di SPBU ini pada Ahad (6/3) kemacetan sudah tidak terlihat. Namun antrean kendaraan di SPBU tersebut masih padat.
Kuota Bio Solar Memang Dikurangi
Section Head Communication & Relation Sumbagut PT Patra Niaga Agustiawan mengungkapkan, stok suplai dari Pertamina masih cukup, sesuai dengan kuota yang telah ditetapkan. Ia mengakui, kuota tahun 2022 memang berkurang 4 – 7 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
"Dari stok kita masih cukup, tidak ada kendala distribusi, karena kita sesuaikan juga dengan alokasi. Kuota bio solar itu memang dikurangi, barangkal itu mungkin salah satu penyebabnya," jelas Agustiawan
Ia memaparkan, penyebab tidak cukupnya bio solar juga dikarenakan perilaku pengguna itu sendiri.Menurutnya, pemerintah mengurangi kuota bio solar karena menilai subsidi bahan bakar ini kurang tepat sasaran. Hal ini bisa terlihat dari banyaknya kendaraan-kendaraan tahun tinggi dan tidak termasuk dalam yang berhak menerima bio solar turut mengantre dalam antrean bio solar.
"Kami juga melihat dan memantau, pengguna bio solar itu dikhususkan untuk kendaraan-kendaraan yang layak mendapatkan subsidi, nah yang jadi masalah adalah masyarakat yang tak berhak, dengan kendaraan tahun tinggi ikut mengantre. Mau tidak mau terjadi kurang tepat penggunaan, tidak sesuai sasaran yang diharapkan," paparnya.
Padahal, kata Agustiawan, pemerintah mengurangi kuota karena menilai terjadi pengurangan jumalah masyarakat yang memakai kendaraan tahun rendah, sehigga seharusnya keperluan akan bio solar menurun. Namun pada kenyataannya kendaraan tahun inggi masih menggunakan bio solar. “Ya tentu ini pasti menyebabkan yang berhak menerima jadi tidak mendapatkan," pungkasnya.(lim)
Laporan HENDRAWAN dan MUJAWAROH ANNAFI, Pekanbaru