PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Antrean panjang mobil untuk mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis solar di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Riau masih terjadi, Rabu (15/11). Antrean semakin panjang hingga memakan bahu jalan. Pedagang pun mulai mengeluhkan kondisi ini. Sebab antrean kendaraan sudah mengganggu konsumen yang ingin berbelanja.
Menanggapi antrean solar tersebut Plt Gubernur Riau Edy Natar Nasution meminta Pertamina menambah kuota solar. Ia akan segera berkoordinasi dengan Pertamina. “Kemungkinan karena menjelang akhir tahun konsumsi BBM meningkat sehingga terjadi antrean panjang di SPBU. Kami akan koordinasikan dengan pihak Pertamina terkait hal tersebut (penambahan kuota solar),” ujarnya, Rabu (15/11).
Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Riau Evarefita menambahkan, kuota BBM di Riau sebenarnya akan cukup hingga akhir tahun. “Namun demikian, untuk mengantisipasi kelangkaan BBM jelang Natal dan tahun baru, kami akan mengirimkan surat untuk penambahan kuota BBM di Riau,” sebutnya.
Evarefita menegaskan antrean terjadi bukan karena solar langka, tapi karena Pertamina memberi kuota BBM per SPBU, tidak per wilayah lagi. “Yang dikatakan kelangkaan itu tidak ada. Antrean panjang di SPBU itu bukan karena ada kelangkaan. Kuota yang diberikan itu per SPBU, jadi kalau sudah habis dalam satu hari, pihak SPBU top up-nya harus besok harinya. Jadi seakan-akan langka,” ujarnya, Rabu (15/11).
Anggota DPRD Riau Daerah Pemilihan (Dapil) Kuantan Singingi Mardianto mengkritik persoalan distribusi BBM, terutama jenis solar. Dikatakan politikus PAN ini, dengan situasi yang ada maka tidak salah masyarakat berpraduga negatif terhadap proses distribusi solar. Ia bahkan sangat miris melihat proses antrean yang begitu panjang dan sampai tiga baris di SPBU.
“Sangat miris bila kita daerah ladang minyak, tapi harus antre berjam-jam untuk membeli minyak. Sama saja kita dengan ayam mati di lumbung padi. Kadang memalukan juga ada dua jalur, tiga jalur antre (mengisi solat di SPBU),” sebut Mardianto.
Dia menambahkan, suplai dan demand solar tidak sesuai. Apalagi dari informasi yang ia dapatkan, persoalan penimbunan solar juga masih ada sampai saat ini, salah satunya di daerah Hulu Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi. Dari laporan yang ia terima, solar sengaja ditimbun untuk dijual ke pabrik-pabrik.
“Memang ada penimbunan-penimbunan untuk pabrik kelapa sawit. Sementara orang itu profit oriented. Namun masyarakat yang hidup dan makan sehari-hari bergantung ke ketersediaan BBM. Saya dengar kabar ada oknum-oknum juga yang terlibat di belakangnya. Jadi oknum-oknum ini kita imbau juga, sudahlah. Jangan sampai memiskinkan masyarakat,” ujarnya.
Menanggapi antrean mobil besar sejenis truk, pick-up dan mobil yang mengkonsumsi biosolar lainnya di Pekanbaru, Pertamina Patra Niaga Sumbagut mengaku bahwa saat ini, penyaluran BBM semua berjalan dengan baik dan lancar. Hal itu dikatakan oleh Area Manager Comm, Rel and CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Susanto August Satria.
Menurutnya, tim Pertamina juga akan memonitoring stok produk yang tersedia di tiap-tiap SPBU. Namun, terkait penambahan kuota BBM di masing-masing daerah merupakan kewenangan dari Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas).
‘’Terkait kebijakan kuota adalah kewenangan dari BPH Migas. Kami sebagai operator menjalankan amanat yang diberikan kepada kami,’’ ungkapnya kepada Riau Pos, Rabu (15/11).
Agar penyaluran BBM solar tepat sasaran, pihaknya pun mengimbau kepada pembeli ataupun pihak SPBU untuk pendaftaran BBM melalui website subsiditepat.mypertamina.id. ‘’Pertamina Patra Niaga juga terus meningkatkan pengawasan di lapangan bekerja sama dengan aparat penegak hukum, kepolisian, TNI, dan berkoordinasi secara intensif dengan Pemerintah Daerah dan instansi terkait, hingga pemberian sanksi tegas kepada SPBU yang menyalurkan BBM tidak sesuai dengan ketentuan,’’ lanjutnya.
Pihaknya pun akan memberikan sanksi jika penyalur yang bermain. ‘’Kami juga tidak akan segan memberikan sanksi kepada lembaga penyalur jika terbukti melakukan pelanggaran dalam penyaluran BBM Subsidi,’’ tuturnya.(sol/nda/azr/das)
Laporan TIM RIAU POS, Pekanbaru