DPRD Riau Pertanyakan Distribusi Solar

Pekanbaru | Kamis, 23 November 2023 - 09:44 WIB

DPRD Riau Pertanyakan Distribusi Solar
Ade Hartati. (ISTIMEWA)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Antrean panjang mobil untuk membeli Bahan BaKAR Minyak (BBM) jenis bio solar masih terjadi di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Pekanbaru. Tak jarang stok solar yang ada di SPBU kosong. 

Menanggapi kondisi ini, anggota DPRD Riau Ade Hartati mengatakan, persoalan kekosongan solar di SPBU bukanlah masalah baru. “Riau selalu bermasalah dengan stok solar. Persoalannya bukan kuota yang diberikan. Persoalannya distribusinya kemana? Kita ga tau kan apakah benar distribusinya?” ungkap Ade Hartati, Rabu (22/11).


Dari kuota yang diberikan. “Pertamina silakan cek. Apakah barcode itu sudah berjalan atau tidak efektif? Jangan sampai solar masyarakat dipakai untuk industri. Maka ini perlu komitmen bersama. Kalau komitmen ga ada, negara ni ga akan bagus,” tegas Ade.

Dia kemudian meminta Pertamina untuk mengevaluasi apakah sistem yang ada saat ini sudah efektif atau gagal. Sebab, kuota yang diberikan untuk Riau disebut sudah cukup, namun kenyataannya stok susah. “Kenyataannya stok itu sering kosong di SPBU. Makanya distribusinya ke mana? Distribusinya benar untuk kendaraan subsidi? Atau dipakai untuk kalangan industri? Kenapa tak pernah terbuka untuk itu. Komitmennya gimana?” tanyanya heran.

Sementara itu, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Riau Evarevita mengatakan, informasi yang pihaknya dapat dari pihak Pertamina stok BBM di Riau saat ini masih mencukupi, termasuk stok BBM bersubsidi jenis solar. “Belum sampai terjadi kelangkaan,” katanya.

Terkait antrean di SPBU, menurutnya terjadi karena beberapa faktor. Pertama yakni karena saat ini kuota BBM yang diberikan tidak lagi per daerah, melainkan diberikan per SPBU. Di mana jika sudah habis dalam satu hari, maka pihak SPBU baru bisa top up esok harinya. 

Selain itu, pihaknya juga menduga bahwa terjadinya antrean di SPBU karena penggunaan solar bersubsidi yang tidak tepat sasaran. Di mana banyak kendaraan pribadi yang tergolong mewah ikut menggunakan solar bersubsidi.

“Kita bisa lihat, yang banyak antre itu juga mobil-mobil pribadi tahun tinggi yang tergolong kendaraan mewah. Ini juga menyebabkan antrean panjang. Seharusnya kendaraan itu tidak menggunakan solar subsidi, kan masih ada dexlite,” ujarnya.

Karena itu, pihaknya juga meminta kesadaran masyarakat yang mempunyai kendaraan mewah untuk tidak menggunakan solar bersubsidi. Kemudian juga harus ada pengawasan di lapangan terkait penggunaan solar bersubsidi tersebut. “Pengawasan di lapangan oleh aparat untuk penggunaan solar bersubsidi ini juga harus ditingkatkan,” katanya.

Jika penggunaan solar bersubsidi tepat sasaran, menurut Eva kuota BBM di Riau akan cukup hingga akhir tahun mendatang. Dan jika nantinya kuota sudah terpantau mulai berkurang, maka akan dilakukan top up stok BBM tersebut. “Namun demikian, untuk mengantisipasi kelangkaan BBM jelang Natal dan tahun baru, kami kami akan mengirimkan surat untuk penambahan kuota BBM di Riau,” sebutnya.(sol)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook