PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Wacana Pemko Pekanbaru akan membangun alun-alun di lokasi Mal Pelayanan Publik (MPP) yang terbakar mendapat dukungan dari kalangan anggota DPRD Kota Pekanbaru. Namun pemko diingatkan untuk membuat alun-alun dengan benar.
''Kami dukung dan kami minta ini harus diperhitungkan dengan matang. Karena apa? Karena di depan eks MPP itu sudah ada RTH (Ruang Terbuka Hijau, red) juga. Makanya konsep alun-alun harus dibuat dengan benar,'' kata anggota DPRD Pekanbaru Sigit Yuwono kepada wartawan, kemarin.
Selama ini, sebut Sigit, dari apa yang sudah dibuat oleh pemko atau produk pemerintah, antara perecanaan awal dan yang terjadi di lapangan tidak lagi sesuai karena konsepnya sudah berubah dan tidak tertata dengan baik.
Dicontohkannya, RTH tidak tertata dengan baik. Di mana pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan tidak tertata. ''Boleh berjualan, di manapun silakan berjualan, tapi harus tertib, tidak mengganggu kepentingan yang lain. Dan ini menjadi tanggungjawab pemerintah menyiapkan tempat berjualan bagi para pedagang dan harus ada pembinaan juga,'' katanya lagi.
Begitu juga untuk wacana alun-alun yang akan dibangun di eks MPP itu, tegas Sigit menyampaikan harus dipikirkan dimana tegak pedagang/PKL nantinya agar tidak berantakan saat alun-alun dibuat.
''Kita support untuk alun-alun dibangun, dan kita juga minta pikirkan tempat berjualan pedagang, karena pedagang ini tidak bisa dilupakan atau dibebaskan begitu saja,'' ungkap politisi Demokrat ini.
Untuk itu, sebelum dibangun alun-alun tersebut, harus dimatangkan dahulu, apa ciri khas dari alun-alunnya. ''Alun-alun ini kan bahasa dari Jawa, tentu kalau Pekanbaaru punya harus ada bahasa sendiri, atau menjadi taman edukasi atau apa seperti itu, jangan latah dengan daerah lain, punya alun-alun terus kita buat pula alun tanpa konsep yang jelas,'' ujar Sigit.
Tidak hanya itu, Sigit juga berharap, alun-alun ini dibuat hendaknya berguna dan ada manfaatnya bagi masyarakat banyak, khususnya masyarakat Pekanbaru. ''Harus dirawat dengan baik ketika dibangun nanti. Jangan seperti gedung eks MPP, ini karena tidak terawat makanya terjadi kebakaran, dia hanya istilahnya berbeda di depan saja, didalam tidak dibenahi, seperti instalasinya. jangan sampai jadi mubazir,'' tutut Sigit.(gus)
