PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Seorang driver ojek online (ojol), Joni (bukan nama sebenarnya) mendapat order mengantarkan makanan ke Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II untuk seorang customer. Dengan santai ia masuk melewati portal seperti biasanya.
Ia merasa sedikit heran ketika melihat dari arah berlawanan ratusan kendaraan tengah mengantre untuk melakukan pembayaran. "Ah jam-jam sibuk ni pasti. Sabarkan hamba-Mu ya Allah, " ucap Joni dalam hati.
Usai mengantarkan pesanan ia pun harus berjubel dengan macetnya jalan keluar dari bandara. Karena ia mengendarai motor ia sedikit lebih mudah menyalip kendaraan roda empat. Ketika ia hampir sampai di pintu keluar, ia ditawari petugas dari pihak bank untuk membeli kartu uang elektronik atau e-money. Merasa tidak perlu Joni mengabaikannya.
Saat ia menyerahkan karcis dan uang tunai, petugas pintu keluar menolak uang tersebut dan meminta uang elektronik. Joni yang tidak tahu menahu tentang e-money pun kebingungan karena tidak memiliki cukup uang untul membeli kartu seharga Rp30 ribu dengan isi saldo Rp10 ribu.
Setelah perdebatan alot dengan petugas Joni terdiam dan menunggu apa yang terjadi selanjutnya. Ia tidak memiliki uang cukup. 15 menit kemudian pengendara motor lain mengantre di belakangnya. Joni turun dari motornya dan meminjam uang elektronik agar bisa dibayarkan. "Nanti saya ganti uang cash," kata Joni memelas.
Akhirnya Joni bisa keluar dari bandara dengan selamat. "Alamaak, nggak tahu pulak kalau ada peraturan baru. Mana nggak bawa uang lebih pulak," kata Joni setelah mengucapkan terima kasih.(a)