Penanganan Sampah Harus Masuk Pembelajaran di Sekolah

Pekanbaru | Minggu, 01 Oktober 2023 - 09:28 WIB

Penanganan Sampah Harus Masuk Pembelajaran di Sekolah
Muflihun

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Persoalan menjaga kebersihan Kota Pekanbaru menjadi tanggung jawab semua pihak. Bukan hanya Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru saja. Diperlukan juga kepedulian masyarakat untuk menjaga kebersihan. Di samping itu, juga perlu menjadi pemahaman sejak dini peserta didik di sekolah.

Penjabat (Pj) Walikota Pekanbaru, Muflihun SSTP MAP menyebutkan, penanganan kebersihan di Kota Bertuah ini akan berhasil secara maksimal jika masyarakatnya juga peduli menjaga kebersihan. Tidak membuang sampah sembarangan. Hal itu yang membuat orang nomor satu di Kota Pekanbaru ini merasa sedih.


“Kebersihan hari ini kami jaga TPS sampah itu. Hari ini bersih, besok muncul lagi. Dijaga sama TNI, Polri bahkan dengan Satpol PP, pindah ke sebelah. Itu budaya masyarakat Pekanbaru,” ujar Uun, sapaan akrab Muflihun di sela-sela memberikan pengarahan di depan ratusan guru saat pelantikan pejabat fungsional di Perkantoran Wali Kota Tenayan Raya, Rabu (27/9).

Ia merasa tidak tahu siapa lagi yang harus disalahkan. Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru sendiri sudah menganggarkan untuk pengangkutan sampah terhadap OPD terkait agar Kota Bertuah ini bisa bersih dari tumpukan sampah.

“Siapa yang akan disalahkan, pemerintah salah, tidak. Pemerintah sudah menganggarkan biaya pengangkutan sampah ke OPD. Tetapi hari ini masyarakat yang apatis untuk kota ini,” imbuhnya.

Menurutnya, dengan kondisi ini, sepertinya pemahaman soal kebersihan perlu ditanamkan sejak dini terhadap peserta didik di sekolah. Caranya dengan memasukkan ke dalam pembelajaran di sekolah SD dan SMP.

“Saya minta kepala Dinas Pendidikan (Disdik), jadikan program yang diberikan waktunya di sekolah-sekolah. Jadikan hari ini sekolah untuk pembelajaran jangka panjang,” tambahnya.

Ia pun membandingkan dengan kondisi di Eropa yang bersih dari sampah. Padahal Pekanbaru lebih agamis.

“Hari ini masyarakat masih apatis. Malu kita di Eropa orang seksi-seksi, pakaian terbuka dan sebagainya. Tetapi kotanya bersih dari sampah. Kita pakai peci, pakai kebaya naik motor buang sampah sembarangan juga. Makanya kami juga menggantungkan kota kepada guru. Tolong berikan pemahaman itu kepada siswa-siswa di sekolah,” tutupnya.(ilo)
 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook