Namun, Ranairi berpesan agar Vardy (juga Ryad Mahrez) bersabar dan tetap tinggal. Raneiri yakin, Vardy bisa berkembang, tetapi pelatih harus memperlakukannya dengan khusus.
“Di sini dia menjadi bintang. Dia rajanya di Leicester. Tapi di tim-tim besar itu bisa saja selamanya dia berada di bangku cadangan,” kata Raneiri seperti dilansir BBC.
Banyak orang menganalisa, apa yang diucapkan si Italiano itu adalah bentuk ketakutan akan kehilangan Vardy. Sebab, diakui atau tidak, Vardy memang nyawanya Leicester saat ini.
Penting untuk Timnas Inggris
Di timnas, Vardy sudah merasakan debut. Meski belum mencetak gol, posisi sayak kanan yang diberikan oleh Roy Hodson, telah membuat Vardy mencatat dua assist. Karakter bermain Vardy disebut banyak pengamat bisa menguntungkan tim nasional Inggris. Dengan jumlah skuat yang minim, dibutuhkan pemain serba bisa dengan kualitas bagus dan Vardy memenuhi persyaratan itu. Tapi, apakah Vardy sudah bisa diandalkan untuk menjadi tulang punggung tim nasional Inggris di Piala Eropa 2016?
Merujuk pada performa di setiap musim, harus dipahami bahwa Vardy selalu menjalani proses adaptasi dengan caranya sendiri di tim barunya. Hal ini tak terkecuali bersama skuat Inggris. Empat caps yang dimiliki Vardy sejauh ini merupakan proses adaptasi, dan bisa saja berjalan lebih lama dan panjang.
Tapi, bila pemain kelahiran Sheffield 11 Januari 1987 itu sudah menemukan ritme, tempo dan menyatu dengan skuat di sekitarnya, gol demi gol akan bisa dipersembahkannya. Inggris tetap harus bersabar, tapi tetap harus diakui Vardy memiliki potensi untuk mengguncang Eropa.
Kini, Vardy memetik buah dari kesabaran dan kerja kerasnya.***
Sumber: Swarnadwipa
Penulis/Editor: Hary B Koriun