Sedikit berbeda, SMRC menjabarkan tingkat kepuasan di bidang ekonomi pada sektor yang lebih spesifik. Di antaranya, menjaga harga sembako tetap terjangkau, pengurangan pengangguran, dan pengurangan kemiskinan. Di ketiga sektor tersebut, publik yang menilai buruk masing-masing 55, 59, dan 55 persen.
Meski begitu, publik masih bisa menerima kepemimpinan Jokowi-JK. Ketika ditanya siapa presiden pilihan apabila pilpres dilakukan sekarang, mayoritas tetap memilih Jokowi. menurut Jayadi, ada dua penyebab publik masih percaya Jokowi. Pertama, saat ini masih tahun pertama pemerintahan Jokowi-JK.
“Masyarakat sangat kritis terhadap pemerintah, namun tidak sampai anarkistis,” ucapnya.
Faktor kedua, belum ada alternatif pemimpin yang muncul. Terbukti, pilihan publik masih berkutat pada Jokowi-Prabowo-SBY. Meskipun demikian, dia yakin tahun kedua bakal ada perubahan. Apabila Jokowi-JK masih belum mampu mewujudkan janji-janjinya, mereka bisa dihukum.
Sementara itu, untuk tingkat kepuasan terhadap kinerja para menteri, cukup sulit untuk diukur. Hanta menuturkan, tidak semua menteri dikenal oleh publik. “Jadi, publik juga mengalami kesulitan untuk mengukurnya,” tutur dia.
Sebagai gambaran, lima besar menteri terpopuler berdasarkan survei adalah Susi Pujiastuti, Anies Baswedan, Lukman Hakim Saifuddin, Khofifah Indar Parawansa, dan Puan Maharani. Dalam hal kinerja, posisi kelima menteri itu juga sama. Namun, ketika disodori pilihan puas, tidak puas, dan tidak tahu, secara umum mayoritas publik menjawab tidak tahu.
Hanta menyimpulkan, kinerja pemerintah di bidang ekonomi harus segera dibenahi karena sektor tersebut menerima pukulan paling besar. Kemudian, ketidakpuasan publik secara umum masih berada di level mengkhawatirkan program-program dalam nawa cita harus segera dirasakan manfaatnya oleh publik, khususnya proyek mercusuar.