Jimly Asshiddiqie Ungkap Mafia Peradilan Gelar Rakernas Setahun Sekali

Nasional | Jumat, 03 November 2023 - 16:29 WIB

Jimly Asshiddiqie Ungkap Mafia Peradilan Gelar Rakernas Setahun Sekali
Ketua Majelis Kehormatan MK (MKMK) Jimly Asshiddiqie mengungkapkan, ada sekelompok mafia peradilan yang kerap menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) untuk melaporkan kekayaan masing-masing. (MIFTAHUL HAYAT/JAWA POS)

BAGIKAN



BACA JUGA


JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Ketua Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) Jimly Asshiddiqie mengungkapkan, ada sekelompok mafia peradilan yang kerap menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) untuk melaporkan kekayaan masing-masing setiap tahunnya.

Hal tersebut disampaikan Jimly dalam sidang dugaan pelanggaran etik hakim MK atas putusan batas usia minimal capres-cawapres di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Jumat (3/11).


"Kalau mafia peradilan itu, kalau setahun sekali para mafia itu Rakernas. Itu cuma segelintir orang tapi lumayan banyak. Mereka rakernas setiap tahun lalu masing-masing melapor siapa yang paling banyak dapat duit," ucap Jimly.

Jimly lantas memberikan sebuah gambaran bahwa dalam mafia peradilan itu ada aparat penegak hukum seperti polisi, panitera, hingga jaksa.

"Polisi lapor, sekian dapatnya. Jaksa lapor, ternyata sama banyaknya antara polisi dan jaksa itu. Tapi sebenarnya lebih banyak jaksa, karena jaksa itu kerjanya sampai eksekusi, tukang peres ini, diperes semua," ucap Jimly.

"Sampai terakhir, panitera. Panitera itu suka ngaku, hakimnya minta sekian padahal dia. Hakimnya pindah-pindah provinsi ini, pindah sana, pindah sana. Paniteranya di situ aja, dia jadi manajer," sambungnya.

Selain itu, Jimly menyebut ada juga para hakim yang merasakan uang haram tersebut. Namun berbeda dengan yang lain, para hakim itu mendapat uang lebih sedikit dibanding lainnya.

"Nah, terakhir baru hakim. Hakim itu biasanya hasil perasan ini sudah tinggal tulang-tulangnya. Tapi kata pengacara, waktu rapat rakernas itu, iya pak hakim bapak tinggal dapat tulang-tulangnya tapi di dalam tulang ada sumsum," papar Jimly.

Jimly juga menyinggung soal advokat yang memiliki harta kekayaan berlimpah. Menurutnya, peran advokat juga besar dalam mafia peradilan, mulai dari sebelum perkara hingga eksekusi berlangsung, advokat turut mengambil andil dalam "permainan" tersebut.

"Jadi walhasil semua dapat. Semua kebagian. Tapi yang paling banyak dapat tuh advokat. Mulai dari sebelum kejadian, sampai eksekusi, sampai terus dapat. Makanya advokat tuh kaya-kaya. Nah, mudah-mudahan boleh kaya tapi idealisme jangan lupa," pungkas Jimly Asshiddiqie.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook