JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengaku keras sindikat yang menjadikan berita fitnah dan informasi bohong sebagai lahan usaha.
Hal itu disampaikannya terkait penangkapan sindikat penyebar SARA dan ujaran kenecian oleh Polri. Mantan Sekjen PDI P itu pun menegaskan, ulah sindikat bernama Saracen itu sangat berbahaya bagi keutuhan NKRI.
Sebab, mereka menyebarkan ujaran kebencian terkait SARA lewat media sosial, untuk keuntungan pihak tertentu yang menggunakan jasa para pelaku.
"Langkah kepolisian ini perlu diapresiasi. Pemerintah mendorong agar pengusutan dilakukan secara tuntas, termasuk siapa yang memesan," katanya di Jakarta, Ahad (27/8/2017).
Tjahjo memandang, pengungkapan kasus Saracen juga menjadi momentum yang baik bagi masyarakat agar lebih bijak menggunakan dan menelaah setiap informasi yang diterima dari media sosial. Terutama jelang Pilkada 2018 yang bakal digelar di 171 daerah dan Pemilu 2019, penyelenggara juga perlu memperkuat pengawasan di lapangan.
Hal itu agar pesta demokrasi tidak tercoreng dengan merebaknya berita bohong dan ujaran kebencian.
"Siapapun pasangan calon yang mengumbar kebencian, ujaran dan fitnah harus ditindak tegas. Harus ada adu program, adu konsep dan lain sebagainya," tuntasnya sebagaimana keterangan tertulisnya kepada JawaPos.com.
Polisi sebelumnya telah menangkap tiga orang tersangka dalam kasus itu, yakni Jasriadi (32) yang berperan sebagai ketua, Muhammad Faizal Tanong (43) sebagai koordinator bidang media dan informasi, serta Sri Rahayu Ningsih (32) sebagai koordinator grup wilayah. (dms)
Sumber: JPG
Editor: Boy Riza Utama