JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Kemenangan Jeka Saragih di Ultimate Fighting Championship (UFC) menjadi angin segar buat dunia MMA Indonesia. Pasalnya, pria asal Simalungun, Sumatera Utara ini menjadi petarung Indonesia pertama yang meraih kemenangan di UFC. Kemenangan tersebut sebelumnya tidak terpikirkan oleh Jeka Saragih, mengingat ini adalah debutnya.
Pertarungan Jeka Saragih berlangsung di UFC Apex, Las Vegas, kemarin. Bertarung di kelas Featherweight atau kelas bulu, dia tampak begitu percaya diri sejak sesi timbang berat badan.
Dalam pertarungan tersebut, pria berusia 28 tahun ini dihadapkan dengan Lucas Alexander seorang petarung asal Brazil. Awalnya, Jeka Saragih bukanlah petarung yang dijagokan oleh para pencinta olahraga MMA.
Jeka bahkan mengaku banyak orang yang meragukan kemampuannya dan tidak yakin dirinya bisa menang. Namun, keraguan inilah yang rupanya menjadi pendongkrak motivasinya.
Berawal dari kesalahan Alexander yang berusaha merobohkan Jeka. Namun, dia kemudian memberikan kesempatan berdiri. Setelah itu, sang petarung melayangkan pukulan keras tepat di wajah lawan.
Lucas Alexander pun terkapar dan hakim memaksa agar duel segera dihentikan. Jeka berhasil menunjukkan tajinya dengan mengalahkan lawan di ronde pertama. Pertarungan tersebut bahkan berlangsung singkat, yakni 1 menit 31 detik.
Dengan kemenangan tersebut, Jeka mencatat sejarah baru sebagai fighter Indonesia pertama yang berhasil memenangkan UFC di momen debutnya. Ia mendapat perhatian dan pujian dari berbagai pihak, termasuk media internasional.
Lewat kemenangannya, Jeka Saragih dikabarkan menerima bonus sebesar 55 ribu dolar AS ditambah penghasilan sebesar 35 ribu dolar AS. Jika ditotal, dia meraup Rp1,2 miliar sebelum dipotong pajak.
Jeka Saragih sendiri merupakan pria yang lahir di Dusun Bah Pasunsang, Simalungun, Sumatera Utara pada 3 Juli 1995. Sebelum menjadi seorang atlet, dia pernah bekerja sebagai seorang petani dan buruh galangan kapal untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
Sejak kecil dirinya begitu menyukai olahraga bela diri, namun untuk menjadi petarung profesional bukanlah hal mudah. Pasalnya, ia dihantui oleh kondisi perekonomian keluarga yang sederhana.
Namun, hal tersebut tidak menyurutkan langkah Jeka Saragih untuk mengejar impiannya. Ia memulai kariernya sebagai atlet Wushu pada 2013.(int/eca)