JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terhadap meningkatnya potensi cuaca ekstrem yang melanda di Indonesia dalam sepekan ke depan, mulai 25 November hingga 1 Desember 2023.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, pihaknya terus memantau perkembangan kondisi cuaca dan iklim yang menunjukkan adanya potensi peningkatan curah hujan di seluruh Indonesia.
“Analisis klimatologis BMKG per Dasarian II November 2023 menunjukkan bahwa sebanyak 20% wilayah Indonesia masuk musim hujan,” jelas Guswanto sebagaimana dikutip dari laman BMKG pada Ahad (26/11).
Dia juga mengimbau kepada masyarakat terkait potensi hujan sedang-lebat di wilayah Indonesia pada periode 25-27 November 2023, di antaranya Aceh, Sumatera Utara, Sumatra Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatra Selatan, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, Papua.
Sementara pada periode 28 November-1 Desember 2023 potensi hujan terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Sumatra Barat, Kep. Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Papua Barat, Papua.
Guswanto juga mengatakan adanya dinamika atmosfer seperti fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) yang terpantau mulai masuk ke wilayah Indonesia bagian barat dan diperkirakan terus aktif hingga periode Dasarian I Desember 2023 yang berdampak pada meningkatnya awan hujan.
Selain itu, BMKG juga menangkap adanya gelombang Equatorial Rossby (ER) yang terpantau aktif di sebagian wilayah Indonesia terutama di bagian tengah dan timur hingga periode akhir Dasarian III November 2023.
Dinamika atmosfer lainnya yakni indikasi penguatan angin monsun Asia dari Laut China Selatan hingga lebih dari 25 knot (47 km/jam). Ditambah dengan Bibit Siklon Tropis 99W di Laut Natuna Utara dan Sirkulasi Siklonik di barat Sumatra dan Selat Karimata yang memicu pembentukan daerah pertemuan dan perlambatan angin.
Anomali positif suku muka laut di wilayah Laut China Selatan, Selat Karimata, Laut Jawa, Selat Makassar dan Laut Sulawesi hingga 3 derajat Celcius menjadi sumber uap air dalam pembentukan awan hujan.
Tidak hanya itu, BMKG juga mencatat beberapa wilayah pesisir berpotensi peningkatan ketinggian pasang air laut maksimum akibat fenomena fase Bulan Perigee (Jarak terdekat dengan Bumi).
1. Sumatera
- Pesisir Sumatera Utara (Medan Belalwan, Medan Marelan dan Medan Labuhan) 23 November
- 1 Desember 2023
- Pesisir Bandar Lampung 27 November - 1 Desember 2023
2. Jawa
- Pesisir barat dan selatan Banten 26-30 November 2023
- Pesisir utara Jakarta 26 November-2 Desember 2023
- Pesisir Jawa Tengah (Kota Semarang, Kab. Demak, Pekalongan, Brebes, Kota Tegal, Kab. Tegal, dan Kab. Pemalang) 19-23 November 2023
3. Maluku
- Pesisir Maluku (Teluk Ambon, Saumlaki, Kep. Kai, Kep. Dobo, Kab. Seram bagian timur) 25-30 November 2023.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman