JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Kelangkaan vaksin meningitis mulai berdampak serius. Sejumlah kantor kesehatan pelabuhan (KKP) menghentikan pelayanan vaksinasi meningitis, termasuk kepada para calon jemaah umrah. Penghentian pelayanan itu berlaku hingga stok vaksin meningitis kembali tersedia.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) Firman M Nur. Dia mengatakan, sedikitnya ada tiga KKP yang sudah mengumumkan penghentian sementara pelayanan vaksinasi meningitis.
”Salah satunya disampaikan KKP Kelas I Soekarno-Hatta yang mengumumkan tutup sementara sampai batas waktu yang tidak ditentukan,” kata Firman di Jakarta kemarin (24/9). Kebijakan serupa diterapkan KKP Kelas II Pekanbaru.
Sebelumnya persoalan stok vaksin meningitis juga membuat sejumlah calon jemaah umrah di Juanda, Surabaya, tertunda keberangkatannya. Firman menyatakan, kelangkaan vaksin meningitis yang terjadi sekarang adalah sebuah kejadian luar biasa.
Kondisi tersebut, menurut Firman, bisa berdampak fatal. Khususnya terhadap pelayanan pemberangkatan jemaah umrah. Sebab, travel tidak bisa menyetop atau menahan animo masyarakat yang tinggi untuk beribadah ke Tanah Suci.
”Ini warning buat pemerintah. Krisis vaksin ini bisa berakibat kegagalan keberangkatan jemaah umrah,” tuturnya.
Menurut Firman, pemerintah Indonesia sebaiknya mengikuti ketentuan Arab Saudi soal vaksin meningitis. Dia mengungkapkan, saat ini pemerintah Saudi mulai melonggarkan aturan vaksin meningitis. Sebab, vaksin meningitis sudah tidak menjadi perhatian utama Pemerintah Saudi.
Firman berharap pemerintah Indonesia bisa memberikan relaksasi kebijakan vaksinasi meningitis. Yaitu mengeluarkan diskresi kelonggaran aturan bagi calon jemaah umrah yang belum mendapatkan vaksinasi meningitis. Kebijakan pelonggaran itu bisa diterapkan hingga stok vaksin meningitis kembali normal.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmidzi saat dikonfirmasi tadi malam masih mengecek jumlah KKP yang menutup sementara layanan vaksinasi meningitis. Dia menjelaskan, Kemenkes sudah melakukan pemesanan vaksinasi meningitis untuk mengembalikan ketersediaan stok.
”Tapi, penyedia vaksinnya, baik Bio Farma, Sanofi, maupun Mersi, belum dapat mengirimkan ke Indonesia. Karena pabriknya baru mulai beroperasi,” terangnya.
Dengan kondisi tersebut, penyedia vaksin belum bisa memenuhi kuota yang dipesan pemerintah. Untuk mengatasi kondisi darurat di lapangan, papar Nadia, Kemenkes sudah melakukan upaya realokasi stok vaksin meningitis. Realokasi dari daerah lain untuk memenuhi kebutuhan di daerah yang tinggi permintaan.
Diberitakan sebelumnya, kelangkaan vaksin meningitis mungkin bakal teratasi Oktober mendatang. Sebab, saat ini pemerintah sedang memesan sekitar 220 ribu dosis vaksin meningitis. Ketentuannya, jemaah boleh berangkat umrah ketika sudah 14 hari dari penyuntikan vaksin meningitis.(wan/c9/oni/jpg)