JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menjadi salah satu prioritas pemerintah tahun ini. Itu seiring prediksi BMKG bahwa tahun ini kondisi iklim akan lebih kering dari tahun sebelumnya. Sehingga, lanjut BMKG dalam prediksinya, memicu potensi terjadinya peningkatan karhutla seperti yang terjadi pada 2019.
’’Dari prediksi BMKG terdapat potensi terjadinya El Nino setelah tiga tahun terakhir terjadi La Nina. Sehingga diprakirakan akan terjadi peningkatan potensi karhutla seperti yang terjadi di 2019,’’ ungkap Menko Polhukam Mahfud MD saat menggelar rakorsus penanggulangan karhutla di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta, kemarin (22/1).
Karena itu, Mahfud meminta semua pihak terkait meningkatkan kewaspadaan. Termasuk agar secara intensif, kontinu, dan konsisten melakukan upaya pengendalian. Kemudian, kementerian/lembaga dan pemda bersinergi mempersiapkan kelengkapan sarana prasarana, anggaran, dan lainnya.
Sementara itu, Menteri LHK Siti Nurbaya mengungkapkan, berdasar data pemantauan hot spot (titik panas), dari 1–19 Januari 2023 berjumlah 31 titik. Menurut dia, angka tersebut naik 29 persen dari periode yang sama pada tahun lalu.
’’Sesuai prediksi BMKG di 2023 ini akan mengalami anomali iklim, curah hujannya menipis yang bisa jadi lebih panas di bulan Mei dan Juni,” katanya.
Karena itu, lanjutnya, akhir Februari atau awal Maret mungkin sudah mulai operasi modifikasi cuaca. ’’Karena Pak Presiden biasanya akan pesan jangan sampai Lebaran ada asap,’’ jelasnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman