MODIFIKASI CUACA DI LIMA KABUPATEN

Disdik Riau Bolehkan Sekolah Belajar Daring

Pekanbaru | Senin, 09 Oktober 2023 - 09:10 WIB

Disdik Riau Bolehkan Sekolah Belajar Daring
Kabut asap masih menyelimuti Kota Pekanbaru seperti di Jalan HR Soebrantas, Ahad (8/10/2023). Kabut asap ini mempengaruhi kualitas udara. (EVAN GUNANZAR/RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Kabut asap pekat melanda sebagian besar wilayah Riau. Berdasarkan pemantauan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di beberapa wilayah kabupaten/kota di Riau menunjukkan kualitas udaradengan level “Tidak Sehat”. Dinas Pendidikan (Disdik) Riau pun membolehkan proses belajar mengajar (PMB) secara dalam jaringan (daring).

Disdik Provinsi Riau mengeluarkan surat edaran kepada kepala SMA/SMK dan SLB negeri dan swasta di Provinsi Riau terkait penyesuaian proses belajar mengajar (PBM) pada masa kabut asap. Surat edaran tersebut tertanggal 6 Oktober dan ditandatangani langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan Riau Dr Kamsol.


Sehubungan dengan hal tersebut, diminta kepada seluruh kepala satuan pendidikan SMA/SMK/SLB negeri dan swasta untuk melaksanakan beberapa hal. Pertama, terhitung mulai Senin (9/10) hari ini PBM dilaksanakan secara daring dari rumah yang sistem pelaksanaannya diatur oleh satuan pendidikan masing-masing. Namun untuk pelaksanaan PBM daring menyesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing.

‘’Kami tetap minta kepala sekolah berkoordinasi dengan cabang dinas dan daerah setempat. Bisa saja tidak semua daerah yang melaksanakan PBM daring ini, namun khusus daerah yang kondisi ISPU-nya sangat tidak sehat,” katanya.

Lebih lanjut dikatakannya, untuk sekolah yang melaksanakan PBM secara daring, maka setiap kepala satuan pendidikan memastikan PBM secara daring dapat berjalan dengan baik dan tetap memperhatikan capaian pembelajaran. “Kami juga mengimbau siswa-siswi beserta guru dan tenaga kependidikan untuk menjaga pola hidup bersih dan sehat serta selalu memakai masker dalam beraktivitas di luar rumah. Mengurangi kegiatan/aktivitas siswa di luar rumah,” ujarnya.

Selanjutnya, pihaknya meminta setiap kepala satuan pendidikan untuk berkoordinasi dengan Cabang Dinas Pendidikan Wilayah setempat (Wilayah I, II, III, dan IV), apabila terjadi sesuatu hal di satuan pendidikan yang memerlukan sebuah kebijakan.

“Namun, apabila Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) pada masing-masing wilayah kabupaten/kota sudah membaik agar kembali melaksanakan proses belajar mengajar di sekolah seperti biasa atau luring (luar jaringan),” sebutnya.

Salah seorang siswa SMAN 8 Pekanbaru, Dewa Okta Fiandra mengaku mendapatkan surat edaran terkait imbauan belajar daring dari Disdik Riau melalui grup WhatsApp kelas. ‘’Besok (hari ini, red) kami belajar daring dari rumah. Tak tahu sampai kapan,’’ ujarnya, Ahad (8/10).

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru Dr H Abdul Jamal MPd memastikan SD dan SMP di Pekanbaru masih belum menjalani PMB secara daring. “Belum daring. Masih seperti biasa masuk sekolah. Kami tetap ikut memantau perkembangan kualitas udara. Kalau di angka 200, sangat tidak sehat baru libur. Sore ini (Ahad, red) baru 124,” ujar Abdul Jamal, Ahad (8/10).

Ia mengaku sudah mendapat informasi soal Provinsi Riau yang telah memberlakukan sistem belajar daring di rumah. Jika kondisi udara terus mengalami penurunan, maka menurut Abdul Jamal bisa saja kegiatan belajar mengajar langsung dihentikan hari itu juga. “Tetapi kita lihat besok (hari ini, red), kalau makin pekat bisa diliburkan,” tambahnya.

Bagi peserta didik yang berdampak kabut asap bisa izin tidak masuk mengikuti proses belajar mengajar di sekolah. “Bagi yang sakit ISPA, bisa izin tak masuk sekolah dulu. Untuk guru dan siswa yang belajar di sekolah wajib memakai maskernya dan kurangi kegiatan di luar kelas,” ucapnya.

Jamal juga meniadakan kegiatan apel atau upacara bendera di sekolah. Pihak sekolah juga diminta untuk memantau perkembangan kesehatan peserta didik. Jika terdampak asap maka sekolah diperbolehkan untuk meliburkan diri.

“Apel atau upacara besok pagi (hari ini, red) di sekolah ditiadakan dulu ya. Juga perhatikan anak didik, kesehatannya. Jika sakit ya liburkan dulu serta berobat. Tentang ini sudah kami sampaikan kepada kepala sekolah,” ujarnya.

Pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) belum menentukan sikap untuk pelaksanaan PBM untuk tingkat SD hingga SMP sederajat. “Jika tidak ada halangan, besok (hari ini, red) kami baru koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Dinas Kesehatan (Diskes),’’ ujar Kepala Disdikbud Kabupaten Inhu Kamaruzaman SSos MSi ketika dikonfirmasi Riau Pos, Ahad (8/10).

Koordinasi antara instansi terkait ini, dalam rangka untuk menentukan kualitas udara yang diduga akibat kabut asap. Hasil koordinasi antar instansi terkait ini akan menentukan kebijakan, khususnya untuk PBM. “Disdikbud tidak bisa sendiri menentukan sikap atas kabut asap ini. Harus ada rekomendasi dari dinas lain seperti DLH dan Diskes,” ucap Kamaruzaman.

Namun, PBM tingkat SMA sederajat tetap dilaksanakan dengan mengurangi jam pelajaran selama 30 menit per jam pelajaran, Senin (9/10). Kemudian apabila indeks udara di Kabupaten Inhu mulai membaik kembali diksanakan PBM seperti biasanya.

Apabila setelah tanggal 10 Oktober 2023, indeks udara di Inhu semakin memburuk, maka akan ada surat pemberitahuan untuk tindakan selanjutnya. Hal ini sesuai dengan surat edaran Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Kabupaten Inhu. Surat tersebut tertanggal 8 Oktober 2023 yang ditandatangani oleh Ketua MKKS SMA Inhu, Ahmad Asli SPd dan Sekretaris MKKS SMA Abdi Mulia SPd.

Demikian juga dengan perguruan tinggi. Universitas Riau (Unri) belum menetapkan perkuliahan dengan sistem daring. Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unri Dr Hermandra SPd MA mengatakan, hingga saat ini pembelajaran masih tetap offline.

“Di Unri belum ada pemberitahuan kepada mahasiswa untuk pembelajaran daring. Pembelajaran di Kampus Unri saat ini masih offline. Nanti kalau ada informasi saya kasi sampaikan,” ujar Hermandra, Ahad (8/10) malam.

Sedangkan Universitas Lancang Kuning (Unilak) memutuskan, selama kabut asap akan diberlakukan perkuliahan secara daring demi menjaga keselamatan dan kesehatan dosen maupun mahasiswa dalam pekan ini. Daring dimulai, Senin (9/10) hari ini sampai Sabtu (14/10) mendatang.

“Tentu kami lebih mengedepankan kesehatan dan keselamatan dosen dan mahasiswa. Perkuliahan secara daring akan dimulai besok (hari ini, red) hingga sepekan. Malam ini (malam tadi, red) baru saya teken surat edarannya. Setelah sepekan nanti akan kami evaluasi lagi, tergantung kondisi cuaca atau kualitas udara,” ujar Rektor Unilak, Prof Junaidi.

Prof Junaidi yang juga Ketua Dewan Pendidikan Provinsi Riau mendukung pelaksanaan pembelajaran secara daring di Riau. “Kami mendukung pelaksanaan pembelajaran secara daring dan diharapkan kepada semua sekolah untuk menyiapkan pembelajaran secara daring tersebut. Kita belajar dari pengalaman pada masa Covid-19 lalu,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggung Bencana Daerah (BPBD) Riau M Edy Afrizal mengatakan, sebagai upaya untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta kabut asap, pihaknya juga terus melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). “Selama dua hari terakhir, TMC sudah dilakukan di wilayah Siak dan Pelalawan pada hari Sabtu (7/10). Pada hari Ahad (8/10) dilaksanakan di wilayah Kabupaten Kuantan Singingi, Indragiri Hulu, dan Indragiri Hilir,” katanya, Ahad (8/10).

Edy mengatakan, operasi hujan buatan ini direncanakan dilakukan hingga 12 Oktober mendatang. “Dalam satu hari itu bisa dua sortie dilakukan penyemaian. Tergantung awan potensialnya ada atau tidak,” sebutnya.

Dalam melakukan operasi TMC ini, tim menggunakan pesawat jenis Pillatus PC-6. Hujan buatan dilakukan oleh Smart Cakrawala Aviation, selaku penyedia jasa TMC. Sementara Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) merupakan sebagai supervisor pelaksananya.

Dengan adanya TMC ini diharapkan dapat meminimalisir terjadinya karhutla. Kemudian dapat mengurangi kabut asap yang sudah terjadi dalam sepekan terakhir. “Kalau ada hujan, selain bisa mengantisipasi karhutla, juga bisa mengatasi kabut asap,” ujarnya.

Sementara itu, Forecaster On Duty BMKG Stasiun Pekanbaru Yasir P mengatakan hotspot (titik panas) di Riau mencapai 60 titik. “Sampai saat ini titik panas di wilayah Sumatera berkisar 1.419. Di Riau 60 titik tersebar di Kabupaten Kuantan Singingi  3 titik, Kabupaten Pelalawan 3 tiga, Kabupaten Indragiri Hilir 7 titik, dan Kabupaten Indragiri Hulu 47,’’ ujarnya.

Di luar Riau juga tersebar titik panas yakni di Bengkulu sebanyak 9 titik, Jambi sebanyak 122 titik, Lampung sebanyak 77 titik, Sumatera Barat sebanyak 26 titik, Sumatera Selatan 1.015 titik, Kepulauan Riau ada 2 titik, dan Bangka Belitung 108 titik,” tambahnya.

Yasir menambahkan, Ahad (8/10) pagi tepatnya di pukul 07.00 WIB jarak pandang di Pekanbaru, hanya berada di angka 400 meter. Namun itu  tidak sertamerta merupakan kabut asap, melainkan campuran uap air.

Asap membuat jarak pandang sangat terbatas. Tapi segera membaik seiring munculnya sinar matahari. “Estimasi mulai pukul 09.00 WIB sudah mulai membaik. Jika matahari muncul maka jarak pandang akan berangsur membaik,” jelasnya.

Sementara itu, Kalaksa BPBD Kabupaten Kampar Agustar melalui Kepala Satgas Pusdalops PB Adi Candra menjelaskan, Tim Satgas Karhuta masih berjibaku memadamkan lahan yang terbakar di Desa Karya Indah, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Ahad (8/10). ‘’Api sudah berhasil dipadamkan dan masih berasap. Lahan yang terbakar sekitar 2 hektare. Belum diketahui penyebab kebakaran tersebut,’’ jelas Adi Candra.

Adi Candra menambahkan, saat mendapatkan laporan Ahad (8/10) sudah terjadi karhutla, tim langsung menuju ke lokasi kejadian. Satgas TRC Pusdalops-PB BPBD  Kampar bersama Satgas Gabungan melakukan penyekatan, pemadaman, dan pendinginan di lokasi kejadian.

Pelayanan SSK II Pekanbaru Tetap Aman

Meski kabut asap masih menyelimuti Pekanbaru dan jarak pandang berkurang, namun pelayanan di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru masih normal. Executive General Manager (EGM) Bandara SSK II Pekanbaru, Radityo Ari Purwoko mengatakan pelayanan masih aman dan tidak mengalami gangguan.

‘’Penerbangan pagi aman, sudah take off on schedule. Berdasarkan keterangan dari BMKG jarak pandang terbatas bukan hanya disebabkan oleh kabut asap tapi juga karena fog atau uap air yang akan menghilang ketika matahari muncul sehingga jarak pandang akan semakin membaik.

‘’Pukul 07.30 WIB sudah di angka 800 meter, sudah memungkinkan pilot untuk landing dan ini kami monitor terus,” tuturnya. ‘’Untuk kedatangan, maskapai Batik dan Citilink juga sudah mendarat. Dan Wings Air juga sudah terbang ke Medan. Namun yang dari Kuala Lumpur memang sedikit terlambat berangkat (Air Asia) sekitar 30 menit,’’ ujarnya.(sol/dol/ilo/ayi/kom/das)

Laporan TIM RIAU POS, Pekanbaru









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook