Karhutla di Riau Tinggal Proses Pendinginan

Riau | Sabtu, 07 Oktober 2023 - 10:25 WIB

Karhutla di Riau Tinggal Proses Pendinginan
Petugas melakukan pengecekan terhadap pesawat bantuan BNPB untuk pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang tiba di Riau, Jumat (6/10/2023). (HUMAS BPBD RIAUĀ UNTUK RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Hujan cukup merata mengguyur sejumlah wilayah Provinsi Riau, Kamis (5/10) lalu. Hal ini pula membuat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang sempat terjadi di Riau padam. Alhasil, petugas pun tinggal melakukan upaya pendinginan.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau M Edy Afrizal mengatakan, beberapa lokasi yang sebelumnya terjadi karhutla sekarang sudah padam terbantu oleh hujan adalah Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) dan Bengkalis.


“Saat ini tinggal beberapa daerah yang masih proses pendinginan, di antaranya di Bukit Tiga Puluh Kabupaten Inhu dan di Mandau Bengkalis,” katanya kepada Riau Pos, Jumat (6/10).

Namun juga ada lokasi baru yang terjadi karhutla yakni di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil). Di lokasi ini juga sudah dikirim tim untuk melakukan pemadaman. “Yang di Inhu dan Mandau tinggal asap-asap tipis saja. Kalau yang di Rohil itu titik baru. Sekarang sedang proses pemadaman dan petugas sudah diturunkan ke lokasi,” ujarnya.

Sementara itu, Jumat (6/10) satu unit pesawat untuk  Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) juga sudah tiba di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau. Karena baru tiba, kegiatan TMC baru akan dimulai pada Sabtu (7/10) hari ini. “Garam dan pesawat untuk TMC sudah sampai di Pekanbaru, besok (hari ini, red) kami mulai operasi TMC,” katanya.

Dijelaskan M Edy, operasi TMC kali ini merupakan yang keenam kalinya dilakukan di Riau sepanjang tahun 2023 ini. Operasi TMC ini dilakukan dengan melakukan penyemaian garam menggunakan pesawat TMC.

Disebutkannya, operasi TMC atau upaya  pembuatan hujan buatan ini menurutnya penting dilakukan. Selain untuk membasahi lahan gambut agar tidak terbakar, hujan yang turun juga bisa mengantisipasi kabut asap yang melanda. “Meskipun karhutla di Riau terkendali, namun ancaman asap dari provinsi tetangga masih ada. Karena itu, jika turun hujan maka dapat mencegah asap sampai ke Provinsi Riau,” sebutnya.

Terkait kabut asap yang berasal dari kiriman provinsi tetangga, Wakil Ketua DPRD Riau Hardianto meminta Pemerintah Provinsi Riau melakukan antisipasi. “Besarnya kiriman asap dari Sumsel dan Jambi. Kita juga wanti-wanti terkait potensi karhutla yang ada di Riau. Jangan nanti tambah memperparah,” ungkap Hardianto, Jumat (6/10).

Dikatakan dia, Pemprov Riau harus bergerak cepat melakukan antisipasi agar kondisi kabut asap kiriman tidak diperparah dengan karhutla yang terjadi di Riau.  Maka pihaknya meminta Pemprov Riau beserta jajaran untuk memberikan imbauan kepada masyarakat agar tidak melakukan pembakaran lahan.

’’Kalau ini konteksnya masih kabut asap kiriman tetangga. Kita kan tak mungkin membuat filter di langit-langit Riau ini. Yang paling penting adalah langkah-langkah antisipasia. Yang pertama jangan sampai memperparah kondisi kabut asap itu. Kalau terjadi karhutla di Riau harus ditangani cepat. Jangan sampai memperparah situasi,” pintanya.

Selanjutnya, ia juga meminta Gubri tidak hanya memberikan laporan ke pusat. Namun juga meminta agar adanya bantuan untuk penanganan yang maksimal sehingga kyang terjadi di provinsi tetangga maupun di Riau dapat dicegah dan ditangani secara maksimal.(sol/nda)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook