”Keberangkatan tim Aju yang dipimpin oleh Prof Dr Idrus Patorosi, SpOT dan Dr M Sakti SpOT akan dilakukan via udara ke melalui Mamuju dan dilanjutkan via darat ke Palu dengan bantuan sarana transportasi dari TNI,” ujarnya.
IDI juga telah menyiagakan tim dokter dari Sulawesi Selatan, Gorontalo, Sulawesi Utara, dan sekitar wilayah Sulawesi Tenggara jalur darat.
Sementara itu, RS Kapal Terapung Ksatria Airlangga yang dikomandani oleh dr Agus Hariyanto, SpB dan dr Christiyogo, SpAn sedang menempuh jalur laut dari wilayah Banda Naira menuju Donggala. ”RS Terapung Ksatria Airlangga juga menyiapkan fasilitas kamar operasi darurat serta membawa bantuan medis,” ujarnya.
Sementara Polri memastikan telah melakukan evakuasi terhadap para korban gempa dan tsunami. Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menuturkan, bahwa telah berada di Palu bersama Wakapolri Komjen Ari Dono Sukmanto. ”Saat ini kami masih fokus evakuasi terhadap para korban,” ungkapnya.
Hingga sore ini (kemarin), lanjutnya, terdapat 410 korban meninggal dunia yang telah dievakuasi di Rumah Sakit Bhayangkara, Palu 97 jenasah di antaranya, telah diidentifikasi identitasnya dan 30 jenasah telah dikembalikan ke keluarga. ”Evakuasi 410 korban meninggal ini yang berada di sekitar pantai,” tuturnya.
Menurutnya, masalahnya evakuasi untuk korban yang berada di reruntuhan bangunan belum sepenuhnya bisa dilakukan. Pasalnya, peralatan berat jumlahnya terbatas di Palu. ”Jumlah anggota Polri yang telah berada di Palu mencapai sekitar 300 orang. ”Sedang meluncur juga tiga satuan setingkat kompi atau sekitar 300 personil dari Polda Palu, Polda Gorontalo dan Polda Sulawesi Barat (Sulbar),” ujarnya.
Tiga SSK itu akan menempuh jalur darat. Walau memang saat ini jalur darat sedang terputus, setiap SSK berupaya untuk menyelesaikan persoalan putusnya jalur tersebut. ”Coba diatasi, semoga bsia dibuka jalurnya,” tuturnya.
Dia menuturkan, bahwa kondisi masyarakat pasca gempa di Palu tersebut cukup berbeda dibandingkan dengan yang terjadi di Lombok. Sebab, jaringan listrik dan air mati. Pasokan makanan atau bantuan ke para korban juga lebih sulit. ”Masih coba diatasi dengan mengambil dari wilayah-wilayah terdekat,” ungkapnya.