Sudah 410 Korban Meninggal Ditemukan

Nasional | Minggu, 30 September 2018 - 14:20 WIB

Sudah 410 Korban Meninggal Ditemukan
EVAKUASI: Warga mengevakuasi korban meninggal dunia pasca gempa bumi dan tsunami yang menghantam Palu, Jumat (28/9/2018). (AFP)

PALU (RIAUPOS.CO) - Kerusakan akibat gempa 7,4 SR dan memicu tsunami setinggi 6 meter masih menyulitkan petugas untuk penanganan korban di Kota Palu dan Kabupaten Dongga­la, Sulawesi Tengah. Bahkan, hingga sore Sabtu (29/9), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih kesulitan mendapatkan informasi terbaru korban di Donggala. Lantaran, jalur komunikasi lumpuh.

Data-data korban yang teridentifikasi pun masih berasal dari Kota Palu. BNPB melaporkan hingga pukul 17.00 tercatat ada 410 korban meninggal dunia. Sedangkan 504 orang luka berat. Serta 29 orang dilaporkan hilang. Jumlah warga yang mengungsi tercatat 16.372 orang yang tersebar di 24 titik. Diperkirakan jumlah korban akan terus bertambah karena petugas masih kesulitan mengakses lokasi terdampak gempa.

Baca Juga :Gagal Diracun, Kartini Dibunuh Pakai Palu

Selain warga yang jadi korban, gempa juga mengakibatkan kerusakan sejumlah infrastruktur. Di antaranya Jembatan Ponulele yang jadi ikon Kota Palu roboh; sejumlah titik di jalur trans Palu-Poso-Makassar tertutup longsor; Runway Bandara Mutiara SIS Al-Jufrie Palu rusak sepanjang 500 meter dari 2.500 meter; pelabuhan Pantoloan Palu rusak, dan dermaga Pelabuhan Wani juga rusak. KM Sabuk Nusantara 39 yang semula di dermaga pelabuhan Wani terhempas tsunami ke daratan sejauh 70 meter dari dermaga.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan data korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala masih terus diperbarui. Lantaran proses evakuasi dan identifikasi korban yang dilakukan tim DVI Polri masih terus berjalan. Apalagi belum semua daerah bisa dijangkau karena kerusakan jalan dan jembatan.

”Ada kendala (ke Palu dan Donggala,red) sehingga harus memutar dan menggunakan akses yang bukan jalan nasional. Jalur udara terbatas karena bandaranya masih perbaikan,” ujar Sutopo.

Bahkan kondisi di Kabupaten Donggala belum diketahui dengan jelas.  Dan masih hening. Lantaran ada kendala komunikasi. Padahal diduga kuat kondisinya lebih parah daripada Kota Palu. Lantaran lokasinya yang lebih dekat dari pusat gempa. Di Kabupaten Donggala medannya juga lebih berat karena lebih banyak perbukitan-perbukitan. ”Padahal biasanya cepat sekali kepala BPBD Donggala itu memberi kabar. Orangnya cakap,” ujar Sutopo.

Dia menyebutkan bisa jadi tim bantuan sudah sampai ke Donggala, tapi karena gangguan komunikasi belum bisa memberikan laporan. Tapi, logistik di daerah terdampak itu perlu segera dibantu dari daerah lain. Termasuk peralatan seperdan petugas untuk evakuasi korban.  ”Ada yang pukul 20.00 (semalam, red) diperkirakan sampai lokasi, pukul 23.00, dan besok pagi,” ujar Sutopo.

Saat ini yang paling diperlukan adalah bantuan tenaga untuk membantu tim SAR gabungan. Memang sudah ada tim dari TNI, Polri, Basarnas, BNPB, dan relawan. Alat berat juga diperlukan. Karena banyak bangunan yang ambruk. Wilayah yang terdampak gempa juga begitu luas.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook