NEW YORK (RIAUPOS.CO) - Selain Aliansi Peradaban dan beberapa negara mayoritas Muslim, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) turut mengutuk pembakaran Alquran oleh politikus sayap kanan Swedia-Denmark, Rasmus Paludan. PBB menyebutnya sebagai tindakan keji. Rasmus Paludan melakukan aksi pembakaran Alquran di luar Kedutaan Turki di Swedia.
PBB menilai tindakan itu menyebarkan kebencian pada umat Muslim.
“PBB menekankan pentingnya menjunjung tinggi kebebasan berekspresi sebagai bagian HAM. Namun, pembakaran Alquran merupakan ekspresi kebencian terhadap umat Islam,” kata perwakilan tinggi Aliansi Peradaban Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Miguel Angel Moratinos dalam sebuah pernyataan.
“Itu tidak sopan dan menghina umat Islam dan tidak boleh digabungkan dengan dalih kebebasan berekspresi,” tambah Moratinos.
Moratinos menegaskan sangat prihatin. Dia menyebutnya sebagai sebuah bentuk diskriminasi, intoleransi, dan kekerasan. Moratinos menyerukan sikap saling menghormati dan toleransi.
“Damai berakar pada hak asasi manusia (HAM) dan martabat untuk semua,” katanya.
Tak lama setelah Paludan membakar salinan Alquran, Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, mengutuk otoritas Swedia karena gagal melarang protes tersebut. Arab Saudi, Yordania, dan Kuwait juga mengecam aksi tersebut serta negara-negara mayoritas Muslim lainnya seperti Pakistan dan Somalia.
“Itu tindakan rasis. Ini bukan tentang kebebasan berekspresi,” kata mereka.
Klarifikasi Swedia
Dalam sebuah posting di Twitter, Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson mengatakan bahwa kebebasan berekspresi adalah bagian mendasar dari demokrasi. Ia menegaskan tak setuju dan menentang aksi pembakaran Alquran.
“Apa yang legal belum tentu sesuai. Membakar buku-buku suci adalah tindakan yang sangat tidak sopan,” ucap Kristersson.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Eka G Putra